ACEH — Sejumlah pemda mulai menggeliat memikirkan konsekuensi terbitnya Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 yang di dalamnya memuat larangan APBD untuk mengongkosi klub sepakbola profesional mulai 2012. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pun sudah punya gagasan penggalangan dana untuk Persiraja.
Hanya saja, dana yang disiapkan itu tetap berasal dari uang pemda, yakni konsesi perkebunan atau tambang yang masuk ke kas Pemerintah Aceh. Nah, konsensi itu yang akan dipergunakan untuk pendanaan Persiraja ke depan menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) yang digulir Oktober 2011.“Tidak ada cara lain, dengan dua cara itu untuk menggalang dana ke depan,” ujar Irwandi yang datang pada acara pembubaran sementara tim Laskar Rencong di Stadion Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh.
Menurutnya, solusi yang ditawarkan itu merupakan pelaksanaan Permendagri yang lebih luwes. Karena, kata Irwandi, peraturan itu sebenarnya ada kebijakan yang agak lunak sedikit. “Kalau di daerah justru semua menggunakan dana APBA, kecuali di Pulau Jawa ada sedikit industri yang mau membantu sepakbola daerahnya,” jelas Irwandi.
Gagasan beda datang dari Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin. Dia menyatakan, untuk pendanaan Persiraja diimbau kepada kontraktor besar agar mau menyisihkan dana setengah persen dana konstruksi dapat disumbangkan ke Persiraja. Saat ini ada sekitar Rp 4 triliun pertahun dana fisik yang bisa disisihkan untuk olahraga. “Berarti dapat sekitar Rp 200 miliar dan itu sudah melebihi,” kata Mawardi.
Ada banyak dana yang bisa disisihkan untuk sepakbola, karena itu perlu duduk semua pihak Pemerintah Aceh dan kontraktor untuk menghimpun dana sehingga berjalan dengan baik.
Tim Manager Persiraja, Adli Tjalok, menyatakan sudah memplot anggaran Rp 24 miliar untuk empat klub divisi utama tahun ini. Sayangnya, semua hilang dalam daftar di DPRA alias dicoret. Adli anggota dewan Partai Aceh itu sangat menyayangkan karena sudah berusaha namun tiba-tiba ada datang surat dari Mendagri ke Dispora Aceh bahwa dana APBA tidak boleh digunakan.
Kemudian program aspirasi, ada dipaketkan Rp 1 miliar langsung dari Adli Tjalok tetapi belum diteken Gubernur dan kita minta agar dapat diteken kembali sehingga bisa dicairkan. “Ada dua kali kita anggarkan tetapi, karena tidak boleh akhirnya dihapus lagi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk persiapan ISL butuh dana sekitar Rp 20 miliar selama satu musim kompetisi, sebab yang berat nanti adalah kontrak pemain dan tiket tandang serta akomodasi.
Sementara itu Ketua Umum PSSI Aceh, H Zainuddin Hamid menambahkan, kompetisi yang dijalani Persiraja selama ini sangat berat. Dia mengajak semua pihak berpikir dan berjuang bersama, termasuk DPR mempersiapkan Persiraja lebih baik lagi ke depan dalam menghadapi LSI. Aceh tidak sama dengan daerah lain, karena memiliki otonomi khusus. Karena itu DPR Aceh bisa membantu memperjuangkan dana untuk Persiraja yang memadai dari APBD.
Sumber : www.jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar