Partner

Tampilkan postingan dengan label Persiraja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Persiraja. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 September 2011

Stadion H Dimurthala Lampineung dipenuhi Membludaknya Penonton !

Rabu sore tepatnya 28 September 2011, sungguh terlihat pemandangan yang luar biasa di seputaran Lampineung Banda Aceh. Ratusan bahkan ribuan orang terlihat  di seputaran Stadion H Dimurthala, ya.. stadion yang menjadi markas anak-anak tim lantak laju, Persiraja Banda Aceh. Ternyata pada hari itu digelar latihan perdana / TC bagi tim promosi ISL tersebut. Stadion H. Dimurthala terlihat nyaris penuh, sementara di luar stadion berbagai jenis kendaraan memadati area parkir. Tidak biasanya jumlah penonton yang menyaksikan training camp Persiraja ini bisa menjadi bukti animo masyarakat akan tim berjulur lantak laju ini.
Di bawah koordinir Pelatih Kepala Herry Kiswanto beserta Asisten Pelatih Maman Suryaman dan Sulaiman Romario juga Pelatih Fisik Fajar Budianto dan Pelatih Kiper Sisgiardi, seleksi hari pertama yang diikuti 27 pemain itu hanya dimainkan sebatas happy game.Kemudian di tengah berlangsung permainan tersebut sesekali terdengar teriakan para penonton dan suara tepuk tangan ketika terjadi gol. Selain ditonton oleh ribuan penonton, latihan tersebut juga ikut disaksikan oleh Anggota Komite Kompetisi PSSI Atqia Abubakar dan Ketua Umum Persiraja Zahruddin serta Mantan Presiden Klub Aceh United M Zaini Yusuf.

Selasa, 06 September 2011

Persiraja Bersikap Profesional


Persiraja Banda Aceh akan bersikap lebih profesional dalam memilih pemain untuk kompetisi musim 2011/2012. Kepada pemain yang terikat kerja di instansi pemerintah, bank, dan TNI/Polri akan diberi dua pilihan, yaitu memilih klub atau tetap bekerja di instansi masing-masing.
Sementara seleksi perdana akan digelar Jumat, 9 September di Stadion H Dimoerthala, Lampineung, Banda Aceh. Tim berjuluk Laskar Rencong ini masuk nominasi peserta kompetisi level satu Liga Profesional yang dijadwalkan bergulir 8 Oktober mendatang.
Ketua Tim Formatur Persiraja, Mawardy Nurdin kepada Serambi kemarin mengatakan, musim ini Persiraja akan tampil di kompetisi yang lebih profesional bila dibandingkan musim sebelumnya. Keadaan ini membuat Persiraja mengambil tindakan tegas agar pemainnya lebih profesional dan fokus kepada tim.
Pun begitu, kepada pemain yang terikat kerja di instansi pemerintah, bank, TNI/Polri akan diajukan surat izin oleh manajemen Persiraja. Mengingat musim lalu dari 25 pemain Persiraja, ada 11 orang yang berstatus bekerja di berbagai instansi.
“Bila instansi tempat mereka bekerja tidak memberi izin penuh kepada pemain untuk bersama Persiraja selama satu musim. Maka manajemen akan memberi kesempatan kepada pemain tersebut untuk memilih bertahan di tim atau memilih bekerja. Karena, kalau sudah profesional tak bisa lagi pemain minta izin bekerja saat kompetisi berlangsung. Sebab pemain harus fokus mengikuti latihan yang digelar pagi dan sore agar bisa bersaing dalam kompetisi. Masalah ini nantinya akan ikut dibahas bersama lagi agar Persiraja ke depan benar-benar menjadi tim profesional,” ujar Mawardy.
Sedangkan Pelatih Persiraja, Herry Kiswanto mengatakan, pemain musim lalu ada 60-70 persen yang bisa digunakan jasanya untuk tampil dalam kompetisi musim 2011/2012. Untuk komposisi pemain yang dibutuhkan musim ini antara 24-25 orang. Jumlah pemain tersebut harus sudah bisa melengkapi dan betul-betul solid untuk sebuah tim. “Tapi musim ini Persiraja harus benar-benar fokus agar tidak terulang seperti musim sebelumnya. Yakni ada pemain yang minta izin ini dan itu saat jadwal latihan. Kalau tidak menjadi tim yang solid, maka Persiraja bisa menjadi bulan-bulan Persija, Persib, Sriwijaya Semen Padang dan tim lain,” ujar Hery.
Direktur PT Atjeh Sportinda Mandiri, Ari Wibowo mengatakan, Persiraja akan melakukan seleksi terbatas dan latihan perdana yang digelar 9 September di Lampineung. Para pemain yang menjalani latihan terbatas ini dipanggil khusus oleh manajemen Persiraja untuk diseleksi. Mereka nantinya akan menjalani latihan dengan pemain lain yang dipastikan akan ada negosiasi kontrak. “Saya sudah berkoordinasi dengan pelatih, ketua umum Persiraja dan Pak Mawardy terkait pemain dan jadwal seleksi serta latihan perdana. Diharapkan tanggal 12 September bisa terpilih pemain yang menjadi skuad Persiraja dan bisa menjalani latihan secara intensif,” ujar Ari Wibowo.
sumber: serambi indonesia, Selasa, 6 September 2011 08:30 WIB

Senin, 29 Agustus 2011

Persiraja Buru Fortune Udo

 
Usai dipastikan lolos verifikasi untuk ikut kompetisi profesional Level I, Persiraja Banda Aceh langsung bergerak cepat, sebagai langkah membentuk skuad yang solid. Kubu Lantak Laju yang bernaung di bawah payung PT Atjeh Sportinda Mandiri itu, mulai ikut berburu berkelas di bursa transfer. Salah satu target adalah topskor Divisi Utama musim 2010/2011, Fortune Udo.
Direktur Utama (Dirut) PT Atjeh Sportinda Mandiri, Ari Wibowo kepada Serambi, Kamis (25/8) malam, membenarkan kalau pihaknya sudah mulai melakukan deal awal dengan pemain-pemain yang masuk sasaran bidik, sesaat hasil verifikasi diumumkan. Pemain yang terus didekati secara intens adalah bomber Persiba Bantul musim lalu, Fortune Udo. “Fortune Udo sudah kita hubungi dan tampaknya dia mau bergabung dengan Persiraja,” ujar Ari.
Selain topskor kompetisi Divisi Utama musim lalu tersebut, kata Ari, ada beberapa pemain Timnas U-23 yang juga masuk dalam daftar perburuan. “Ada sejumlah pemain Timnas U-23 yang masuk incaran. Dan sekarang terus kita pantau,” bebernya.
Ari menegaskan, dalam hal rekruitmen pemain itu, dia telah berkoordinasi dengan entrenador Herry Kiswanto yang sudah diputuskan tetap menjadi pelatih Persiraja musim depan. “Saya sudah berkomunikasi dengan Kang Herry (Herry Kiswanto-red) soal pemain ini. Menurut beliau, dari skuad Persiraja musim lalu, ada sekitar 12-14 pemain yang bisa dipertahankan. Jadi, kita mungkin mencari sekitar 16 pemain lagi untuk memenuhi kuota 30 pemain,” tandasnya.
Untuk mantan pemain Atjeh United sendiri, Ari menyatakan, hanya berani merekomendasi 4 pemain, itupun yang berusia muda serta satu pemain asal Korea. Tapi, masalah mereka nanti dipakai atau tidak, menurut dia, itu tergantung keputusan pelatih. “Pemain Korea ini rencananya kita plot untuk mengisi 1 kuota pemain asal Asia. Sedangkan, Fortune Udo masuk dalam tiga kuota pemain non-Asia,” ungkap dia. “Pierre Njanka tidak kita rekrut karena kontraknya sangat mahal mencapai Rp 1,8 miliar. Padahal, budget untuk kontrak pemain maksimal Rp 9 miliar,” tambahnya.
Manajer klub
Pada bagian lain, Ari menjelaskan, dia telah meminta Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin selaku Ketua Tim Formatur Persiraja dan Zahruddin (Ketua Umum) untuk segera menunjuk manajer klub. Posisi manajer tersebut, ucap Ari, mesti segera terisi karena merupakan ujung tombak dalam pembentukan tim. “Setelah mengetahui Persiraja lolos, saya langsung mengontak Pak Wali (Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin-red) dan Pak Zahruddin mengabarkan hasil verifikasi PSSI ini. Saya minta beliau untuk segera menunjuk manajer klub dan pelatih. Untuk pelatih katanya tetap mempertahankan Herry Kiswanto, sedangkan nama manajer saya ingin bisa ditunjuk dalam dua-tiga hari ini. Karena manajer adalah ujung tombak persiapan tim,” demikian paparan Ari Wibowo kepada Serambi, Kamis malam.(pon)
siapa fortune udo?
* Nama lengkap:    Fortune Udo
* Tanggal lahir: 2 Februari 1988
* Tempat lahir:     Abuja, Nigeria
* Tinggi badan:    185 cm
* Posisi bermain: striker
* Karier
- 1998-2005 Jos United
- 2006 Sporting Afrique
- 2007 Thessenson Khalsa
- 2007 Balestier Khalsa
- 2008 Negeri Sembilan FC
- 2009 Arema Malang
- 2009-2010 Persikab Bandung
- 2010-2011 Persiba Bantul
* Prestasi
- Juara Divisi Utama 2010/2011
- Topskor Divisi Utama 2010/2011 (38 gol)

Sumber: Serambi Indonesia

Selasa, 05 Juli 2011

Ismed Sofyan Siap Ke Persiraja Banda Aceh

 
BANDA ACEH – Winger andalan Persija Jakarta asal Aceh, Ismed Sofyan, memberi sinyal untuk “pulang kampung” guna bergabung dalam armada Persiraja saat menghadapi Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012 yang dijadwalkan bergulir Oktober mendatang. Sebab itu, pemain kelahiran Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979 ini membuka peluang kepada manajemen “Lantak Laju” untuk menegosiasikan kontraknya secara serius.

Ismed yang ditanya Serambi soal ekspektasi publik Aceh terhadapnya mengaku, dia juga punya keinginan untuk membela nama Persiraja dalam kancah ISL. Hanya saja, beber suami Cut Ita ini, hingga kini belum ada yang membicarakan masalah tersebut secara serius.
“Hingga kini belum ada yang berbicara serius dengan saya untuk memperkuat Persiraja. Kalau nada candaan ada, termasuk dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf,” ujar Ismed Sofyan, kemarin.
Pada bagian lain, Ismed mengingatkan supaya Persiraja jangan hanya numpang lewat di ISL. Untuk itu, dia berpesan agar manajemen “Laskar Rencong” segera mempersiapkan tim lebih awal mengingat jadwalkan kompetisi ISL sudah sangat dekat.
Secara lebih luas, Ismed memaparkan keyakinannya kalau sepakbola Aceh akan lebih maju di masa mendatang. Soalnya di Aceh banyak materi pemain muda yang tidak kalah dengan para pemain di Pulau Jawa.
Seperti diketahui, Ismed yang bermain di posisi utamanya sebagai bek kanan, juga mampu bermain sebagai bek sayap kiri, pengatur serangan (playmaker), gelandang bertahan, hingga penyerang. Mantan pemain timnas ini juga memiliki tendangan bebas akurat dan mematikan. Semua kelebihan itu membuat mantan pemain Persiraja tersebut menjadi salah satu ikon sepakbola nasional.
Penjajakan
Terkait sinyal yang diberikan Ismed, kubu Persiraja sebenarnya sudah mulai bergerak untuk merekrut winger asal Persija Jakarta itu. Hanya saja, penjajakan tersebut masih bersifat pribadi, belum secara resmi oleh manajemen. Pendekatan semacam ini seperti yang dilakukan Ketua Harian Persiraja, H Aminullah Usman.
“Ismed merupakan talenta terbaik yang saya temukan ketika saya masih menjadi manajer Persiraja. Sangatlah bermanfaat jika Ismed kembali ke Aceh untuk membela Persiraja,” tukas Aminullah dalam silaturahmi dengan Ismed plus legiun asing yang memperkuat Atjeh Selection, Rabu lalu. (hd/ran)
Data Diri
Nama           : Ismed Sofyan
Kelahiran   : Tualang Cut, 28 Agustus 1979
Posisi           : Bek kanan
Karier sepakbola
PSBL Langsa
Diklat Medan     (1994-2000)
Persiraja Banda Aceh (1999-2000)
Persijatim           (2000-2001)
Persija                  (2001-2008)
Porwil Aceh       (1999)
PON Aceh           (2000)
Prestasi Bersama Persija
2001 Juara Liga Bank Mandiri
2002 8 Besar Liga Bank Mandiri
2003 Peringkat 7 Liga Bank Mandiri
2004 Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
2005 Runner-Up Liga Indonesia
2005 Runner-Up Copa Indonesia
2006 Liga Indonesia 8 Besar
2006 Copa Indonesia Juara 3
2007 Copa Indonesia Juara 3
sumber: serambiindonesia (Sport Globo, Mon, Jul 4th 2011, 10:41)

Senin, 04 Juli 2011

Atjeh Selection Juara Piala Gubernur Aceh 2

* Boyong Piala Gubernur Aceh dan Hadiah Rp 100 Juta
BANDA ACEH – Atjeh Selection menasbihkan diri sebagai yang terbaik di turnamen internasional Gubernur Aceh Cup II tahun 2011. Melawan juara Divisi Utama 2010/2011 Persiba Bantul, Yogyakarta, dalam partai final di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (2/7) petang, tim asuhan Anwar ini menang tipis 2-1 lewat sumbangan gol duet bomber Osas Saha menit 12 dan Fahrizal Dillah di menit 62.

Hasil ini membuat Ismed Sofyan dkk berhak menyandang gelar juara, plus memboyong Piala Gubernur Aceh serta hadiah Rp 100 juta, yang diserahkan langsung Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Prestasi sang tuan rumah kian mengkilap dengan terpilihnya Fahrizal Dillah sebagai pemain terbaik dan Osas Saha menjadi topskor. Atas gelarnya itu, duet bomber Atjeh Selection ini diguyur hadiah masing-masing Rp 10 juta.

Sedangkan Persiba yang mesti rela jadi runner-up, juga ketiban hadiah Rp 75 juta plus piala, disusul hadiah Rp 50 juta bagi Semen Padang menduduki peringkat tiga.
Partai pamungkas petang kemarin memang menyita perhatian pecinta sepakbola Aceh. Terbukti, lebih 30 ribu orang memadati stadion berkapasitas 40 ribu penonton. Kondisi ini membuat Harapan Bangsa menjelma laksana lautan manusia.

Tampil dengan the winning-team, Atjeh Selection langsung tampil agresif sejurus wasit Restu Slamet dari Surabaya meniup pluit kick-off. Dimotori Osas Saha yang menjadi goal getter bersama Fahrizal Dillah, pasukan Anwar meneror pertahanan Bantul. Hasilnya, hanya butuh waktu 12 menit, Osas Saha membuktikan ketajamannya usai membobol gawang Persiba usai memanfaatkan umpan matang sang winger Ismed Sofyan. Gol perdana ini langsung disambut suara gemuruh penonton dari semua penjuru tribun.

Hanya saja, kubu ‘Laskar Sultan Agung’ (julukan Persiba) tak langsung menyerah. Meski bermain di bawah tekanan puluhan ribu penonton tuan rumah, Ugiex cs tetap berani melancarkan serangan balasan. Alhasil, anak asuh Sajuri Syahid berhasil menyamakan kedudukan lewat jasa Ugiex Sugiyanto menit 17. Gol ini bermula dari penetrasi Fortune Udo dari sisi kiri pertahanan Atjeh Selection. Walau dikawal ketat Arifin Genuni, topskor Divisi Utama 2010/2011 ini masih bisa lolos dan memberi umpan matang kepada Ugiex yang berdiri bebas di mulut gawang Fachrurazi. Dengan sekali sentuhan striker Bantul ini merobek jaring Atjeh Selection.

Malapetaka menimpa tim tamu setelah Sackie Doo diganjar kartu merah pada menit 30 usai menghina asisten wasit Riswanda. Tanpa ampun, wasit Restu Slamet dari mengusir ‘otak serangan’ Bantul tersebut. Keputusan berbau kontroversi ini mendapat protes keras dari kubu Persiba dan membuat pertandingan terhenti selama lima menit. Kondisi ini ikut menyulutkan emosi penonton. Tapi, setelah mendapat penjelasan, kubu Persiba melunak dan membali mau melanjutkan pertandingan.

Unggul pemain memberi keuntungan bagi tuan rumah. Terbukti, sejak Sackie diusir, kendali permainan mutlak dikuasai Ismed Sofyan dkk. Serangan bergelombang dan hujan peluang pun diciptakan pasukan Anwar. Hanya saja, dari segudang kans yang ada, baru pada menit ke-62 Atjeh Selection mencetak gol kemenangan. Pahlawannya adalah sang bomber muda Fahrizal Dillah yang dengan dingin mencocor si kulit bundar ke gawang Wahyu Tri Nugroho, kiper Bantul usai mendapat umpan terukur Stephen Mennoch.
Usai pertandingan, turnamen internasional berhadiah total Rp 270 juta tersebut secara resmi ditutup Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, dilanjutkan penyerahan hadiah bagi para juara. “Ke depannya, saya harapkan turnamen ini bisa digelar lebih meriah lagi dengan menghadirkan klub-klub terbaik dari Asia Tenggara, bahkan kalau perlu Eropa,” kata Irwandi.(hd/pon)

Susunan Pemain
Persiba: Wahyu Tri Nugroho, Achmad Taufiq, George Oyodepo, Slamet Widodo, Nopendi/Muhamat Ansori, Anwarudin, Arwin/Choirul Anam, Slamet Nurcahyo, Sackie Doo, Ugiex Sugiyanto, Fortune Udo.
Atjeh Selection: Fachrul Rozi, Andrea, Arifin Genuni, Morris Power Bayour, Ismed Sofyan, Erik Saputra, Ferry Komul/Mukhlis Nakata, Diallo Abdulaye Djibril, Stephen Mennoch, Fahrizal Dillah/Gbeneme Friday, Osas Saha
sumber:  serambiindonesia

Sabtu, 02 Juli 2011

18 Klub APBD Bermasalah Dengan Hukum, salah satunya Persiraja.

Apung Widadi dari Indonesian Coruption Watch (ICW) menegaskan, mau tidak mau semua kalangan haruslah mendukung sepakbola tanpa APBD. Sebab, saat ini sudah ada peraturan pemerintah melalui Permendagri, larangan APBD untuk sepakbola profesional.
Dia menilai sepakbola dengan APBD rawan korupsi, dan ini semakin diperkuat dengan adanya 18 klub APBD yang bermasalah dengan hukum. Ini merupakan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2010, di mana  sebagian besar dana untuk 18 klub bola itu dari pemberian dana hibah dari kepala daerah, yang selama  ini jadi ketua umum di klub. Di daerah, fenomena kepala daerah menjadi ketua umum memang sangat menganggu dalam proses klub tanpa APBD.
Apung mengatakan, 18 klub yang terindikasi melakukan korupsi tersebut adalah: PSAU Aceh Utara, Persibo Bojonegoro, Persma Manado, Persatuan Sepakbola Maluku Tenggara, PSID Jombang, PS Padang Sidempuan, PSSS Situbondo, Persik Kendal, Persibom Bolaang Mongondow, PSMP Mojokerto Putra, Persmin Minahasa, Persib Bandung, PS Pelalawan, Persebaya, Persiraja Banda Aceh, PSPS Pekan Baru dan Persiba Balikpapan.
“Semua ini sudah terjamah hukum dan masih proses,” tegas Agung dalam diskusi “Revolusi PSSI Menuju Sepakbola Bersih” di Terminal Futsal, Jalan DR Mansyur, Rabu (22/6) siang.
Dia melanjutkan, sepakbola dengan APBD penuh kepentingan politik. Apung sendiri bahkan lebih miris dengan kenyataan ada klub seperti Persipura, di mana pendapatan asli daerah (PAD) hanya kurang lebih Rp16 miliar, dan 80 persennya untuk Persipura,” timpalnya.
Sepakbola tanpa APBD sejatinya kata Apung sudah diatur sejak tahun 2007, namun saat itu belum terlaksana. Nah, kali ini dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 2011, semuanya semakin diperkuat. Namun dia juga mengkritisi, soal Permendagri yang keluar tanpa persiapan ke klub.
“Tahun ini seharusnya kita ada persiapan untuk enam bulan ke depan, misalnya melatih para manajer untuk mengelola klub secara profesional. Dan bagaimana kemampuan klub menghidupi diri. Seharusnya Menpora, Mendagri dan Badan Liga diskusi dengan manajemen klub. Dan untuk diskusi itu tugas badan liga yang memanggil manajer klub. Bisa saja formatnya memanggil Dede Yusuf yang mampu menyelamatkan Persib bersih dari APBD, jadi bisa sharing ke klub lain,” paparnya.
Dia menilai, manajemen klub sepakbola di daerah sangat lemah. Dia mengatakan sepakbola memang boleh saja dimana ketua umum adalah walikota atau bupati. Namun formatnya harus jelas, dia mencontohkan di Jepang, walikota jadi ketua umum bekerja sama dengan pengusaha. Walikota punya tugas menjadi sponsor, tidak menggunakan dana APBD. “Nah, kalau manajemen sudah bagus di klub, pengusaha pasti mau membiayai sepakbola. Saya optimistis sepakbola tanpa APBD bisa dilaksanakan, sebab sepakbola itu bisnis yang menjanjikan,” tuturnya.
Sementara itu, Djohar Arifin, Staf Kemenegpora mengatakan, APBD boleh saja untuk sepakbola, namun konteks pembinaan dan perbaikan infrasktruktur, seperti pembangunan stadion. “Dan bukan untuk senang-senang,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua SMeCK, Wahyudinata Simangunsong, sebagai salah satu penggagas kegiatan mengatakan masyarakat menginginkan perubahan sepakbola ke arah yang lebih baik. “Kami sudah jenuh dengan keadaan sepakbola Indonesia yang seperti ini dan tentunya menginginkan perubahan. Acara ini menjadi sangat positif untuk membangun paradigma bagi sepakbola yang lebih baik di masa mendatang. Dan tentunya mendukung sepakbola profesional,” pungkasnya.

Sumber: persiraja.com

Kontraktor Diminta Suntik Dana Persiraja

ACEH — Sejumlah pemda mulai menggeliat memikirkan konsekuensi terbitnya Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 yang di dalamnya memuat larangan APBD untuk mengongkosi klub sepakbola profesional mulai 2012. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pun sudah punya gagasan penggalangan dana untuk Persiraja.
Hanya saja, dana yang disiapkan itu tetap berasal dari uang pemda, yakni konsesi perkebunan atau tambang yang masuk ke kas Pemerintah Aceh. Nah, konsensi itu yang akan dipergunakan untuk pendanaan Persiraja ke depan menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) yang digulir Oktober 2011.
“Tidak ada cara lain, dengan dua cara itu untuk menggalang dana ke depan,” ujar Irwandi yang datang pada acara pembubaran sementara tim Laskar Rencong di Stadion Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh.
Menurutnya, solusi yang ditawarkan itu merupakan pelaksanaan Permendagri yang lebih luwes. Karena, kata Irwandi, peraturan itu sebenarnya ada kebijakan yang agak lunak sedikit.  “Kalau di daerah justru semua menggunakan dana APBA, kecuali di Pulau Jawa ada sedikit industri yang mau membantu sepakbola daerahnya,” jelas Irwandi.
Gagasan beda datang dari Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin. Dia menyatakan, untuk pendanaan Persiraja diimbau kepada kontraktor besar agar mau menyisihkan dana setengah  persen dana konstruksi dapat disumbangkan ke Persiraja. Saat ini ada sekitar Rp 4 triliun pertahun dana fisik yang bisa disisihkan untuk olahraga.  “Berarti dapat sekitar Rp 200 miliar dan itu sudah melebihi,” kata Mawardi.
Ada banyak dana yang bisa disisihkan untuk sepakbola, karena itu perlu duduk semua pihak Pemerintah Aceh dan kontraktor untuk menghimpun dana sehingga berjalan dengan baik.
Tim Manager Persiraja, Adli Tjalok, menyatakan sudah memplot anggaran Rp 24 miliar untuk empat klub divisi utama tahun ini. Sayangnya, semua hilang dalam daftar di DPRA alias dicoret. Adli anggota dewan Partai Aceh itu sangat menyayangkan karena sudah berusaha namun tiba-tiba ada datang surat dari Mendagri ke Dispora Aceh bahwa dana APBA tidak boleh digunakan.
Kemudian program aspirasi, ada dipaketkan Rp 1 miliar langsung dari Adli Tjalok tetapi belum diteken Gubernur dan kita minta agar dapat diteken kembali sehingga bisa dicairkan. “Ada dua kali kita anggarkan tetapi, karena tidak boleh akhirnya dihapus lagi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk persiapan ISL butuh dana sekitar Rp 20 miliar selama satu musim kompetisi, sebab yang berat nanti adalah kontrak pemain dan tiket tandang serta akomodasi.
Sementara itu Ketua Umum PSSI Aceh, H Zainuddin Hamid menambahkan, kompetisi yang dijalani Persiraja selama ini sangat berat. Dia mengajak semua pihak berpikir dan berjuang bersama, termasuk DPR mempersiapkan Persiraja lebih baik lagi ke depan dalam menghadapi LSI. Aceh tidak sama dengan daerah lain, karena memiliki otonomi khusus. Karena itu DPR Aceh bisa membantu memperjuangkan dana untuk Persiraja yang memadai dari APBD.

Sumber : www.jpnn.com

Selasa, 21 Juni 2011

Ujicoba Ke Dua, Atjeh Selection vs Gabungan Pasukan Muda Arafura Games dan Alumni Timnas Aceh Paraguay

Selasa 21 juni 2011 akan bergulir pertandingan ujicoba yang telah ditunggu-tunggu oleh bola mania aceh. dimana pertandingan tersebut akan mempertemukan tim atjeh selection dengan tim gabungan pasukan muda arafura games dan alumni timnas aceh paraguay.
Dalam skuad atjeh selection, telah dihuni oleh pemain-pemain tim aceh yang telah tampil gemilang dalam pertarungan divisi utama dan babak delapan besar divisi utama liga T-Phone. diantaranya terdapat dari pemain-pemain Persiraja Banda Aceh, PSAP Sigli, PSSB Bireuen dan PSLS Lhokseumawe. Tak hanya dari pemain tim lokal, dalam tim atjeh selection juga menarik pemain berdarah aceh yang berlaga pada tim luar seperti defri rizki dari tim Persih Tembilahan, Rahmat dari PSMS Medan, Supriyadi dari Pelita Jaya dan pemain veteran anyar Ismed Sofyan dari Persija Jakarta.
Pada skuad tim gabungan pasukan muda arafura games dan alumni timnas aceh paraguay, kita telah sama-sama mengetahui bagaimana prestasi mereka dipentas internasional baru-baru ini. tim arafura games telah menorehkan hasil yang sungguh luar biasa dengan menyabet medali emas pada turnamen tersebut dibenua kanguru. sungguh prestasi yang luar biasa dan tidak mudah dalam pencapaiannya.
Tidak kalah dengan alumni timnas aceh paraguay, sederet pengalaman internasional telah mereka dapatkan. berbagai tim-tim ternama divisi amerika latin telah mereka ladeni dilapangan hijau dan menorehkan hasil yang sangat luar biasa. sebagai hasil dari kerja keras mereka, banyak diantara mereka yang telah dikontrak dengan klub-klub amerika latin. kita sama-sama ketahui bagaimana jalannya kompetisi sepakbola mereka yang sangat penuh dengan skill dan talenta-talenta muda yang berbakat.
Pertandingan nanti akan menjadi bukti bagi masyarakat banda aceh untuk dapat melihat langsung aksi tim gabungan arafura games dan alumni timnas aceh paraguay berlaga dengan senior mereka tim atjeh selection.

Persiraja Terancam Berkandang di Luar Aceh

BANDA ACEH – Sinyal merah menyertai kesuksesan Persiraja promosi ke Liga Super Indonesia atau Indonesia Super League (ISL) musim depan. Betapa tidak, walau telah merengkuh tiket lolos sejak 25 Mei lalu, namun hingga kini tak ada persiapan berarti dari kubu ‘Lantak Laju’ dalam menyongsong kompetisi terelit di Tanah Air tersebut.
Selain pembentukan tim yang belum dimulai, renovasi terhadap Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, yang digadang-gadangkan menjadi kandang ‘Laskar Rencong’ pengganti Stadion H Dimoerthala Lampineung, juga tak ada geliatnya. Jika situasi ini terus berlanjut, besar kemungkinan Persiraja terancam tak bisa berkandang di Banda Aceh, bahkan Aceh karena Stadion Harapan Bangsa dan stadion lain di Tanah Rencong tidak layak menggelar pertandingan Liga Super.
Seperti diketahui, dalam Manual Liga telah ditegaskan, stadion yang berhak mementaskan pertandingan Liga Super harus memenuhi sejumlah kriteria dan memiliki fasilitas berstandar internasional. Kriteria itu mencakup jumlah lampu penerang lapangan beserta kekuatan dayanya, plus fasilitas ruang ganti pemain, wasit, ruang konferensi pers, compound tv, dan tribun khusus wartawan. Ironisnya, sederet kriteria dan fasilitas tersebut belum tersedia di Stadion Harapan Bangsa. Jika pun ada, kondisinya sangat tidak layak.
Jadi, bila semua persyaratan tersebut tidak segera dibenahi dalam waktu sesegera mungkin, mengingat ISL direncanakan bergulir pada Oktober mendatang, kemungkinan besar stadion terbesar di Aceh tersebut takkan lolos verifikasi. Itu artinya, Persiraja harus bersiap-siap memindahkan kandangnya ke luar Aceh. Yang terdekat tentu ke provinsi yang memiliki tim Liga Super seperti Sumatra Barat, Riau, dan Sumatra Selatan. Terkait hal ini, Sekretaris Umum Persiraja, Atqia Abubakar mengakui, situasi tersebut sangat pelik.
Menurut dia, status Stadion Harapan Bangsa yang merupakan aset provinsi membuat kewenangan renovasi stadion sepenuhnya dipegang Pemerintah Aceh. “Jadi, dalam hal ini kami hanya bisa mengimbau agar Pemerintah Aceh secepatnya merenovasi Stadion Harapan Bangsa.
Apalagi, sebagai satu-satunya tim Aceh di Liga Super, status Persiraja sekarang bukan lagi milik Banda Aceh, tapi sudah menjadi milik seluruh masyarakat Aceh,” ujarnya kepada Serambi, kemarin. Atqia menekankan, renovasi stadion tersebut mesti dikhususkan kepada fasilitas-fasilitas penting yang menjadi persyaratan utama dalam verifikasi.
“Kalau kita lihat stadion sekarang, mungkin yang penting direnovasi adalah kamar ganti pemain dan wasit, ruang konferensi pers, dan toilet. Karena, fasilitas itu sangat tidak layak pakai,” pungkasnya.

Minggu, 12 Juni 2011

Profil: Syafri Umri| Persiraja Banda Aceh




Tanggal Lahir: 12-02-1990
Tinggi: 172
Berat: 61
Posisi: Bek Sayap
Klub: Persiraja Banda Aceh
Nomor Punggung: 11
Nama Punggung: Syafri Umri

Karier
Liga Ti-Phone 2010 – Persiraja
Liga Joss Indonesia 2009 – PSIS
Piala Indonesia 2008 – Pelita Jaya
U-21 ISL 2008 – Pelita Jaya U-21
Djarum ISL 2008 – Pelita Jaya
2008 – Pelita Jaya
Debut profesionalnya dimulai di Pelita Jaya pada 2008 saat berusia 17 tahun. Pelatih Pelita Jaya U-21, Jajang Nurjaman, melihat Syafri sebagai pemain potensial. Karenanya, ia sempat  mengirim Syafri ke Belanda, tepatnya ke klub anggota Eredivisie SC Heerenven. Syafri hanya berlabuh selama beberapa pekan di klub tersebut.
Di Pelita Jaya, Syafri pernah diandalkan untuk menggantikan posisi beberapa seniornya, seperti Firman Utina dan Erol Iba, serta Egi Melgiansyah dan Jajang Mulyana yang masuk Pelatnas SEA Games.
Hanya satu tahun Syafri di Pelita Jaya. Ia kemudian pindah ke PSIS Semarang pada 2009. Klub terakhirnya adalah Persiraja Banda Aceh. Dan, kini ia dipanggil Alfred Riedl untuk seleksi timnas U-23 sebagai persiapan menghadapi Sea Games XXVI pada November 2011 di Jakarta dan Palembang.

Syafri Umri Penerus Jejak Ismed Sofyan

 
 
Syafri Umri menjadi wakil Nangroe Aceh Darussalam di tim nasional Indonesia U-23 proyeksi Pra Olimpiade 2012. Pemain Persiraja Banda Aceh itu ingin mengikuti jejak mantan pemain timnas asal NAD lainnya, Ismed Sofyan.

NAD sempat dikenal sebagai penghasil pesepakbola andal di Indonesia. Sebut saja gelandang pengatur serangan Fachry Husaini. Pria yang kini menjadi pelatih Bontang FC itu menjadi andalan timnas era 1990an.

Selanjutnya, NAD juga punya bek sayap kanan Ismed Sofyan. Pemain Persija Jakarta tersebut juga sempat menjadi andalan timnas Merah Putih karena memiliki kecepatan dan umpan crossing terukur.
Sayang, terjangan bencana tsunami pada 2004 lalu membuat sepakbola NAD sempat mati suri. Banyak pemain sepakbola, termasuk pemain klub kebangaan NAD, Persiraja yang juga ikut menjadi korban.
Namun pelan tapi pasti, sepakbola NAD mulai menggeliat. Kehadiran Syafri Umri di timnas U-23 mengharumkan kembali Serambi Mekkah di pentas sepakbola nasional.

Syaiful saat ditemui wartawan, mengaku senang terpilih masuk timnas U-23. Mantan pemain Pelita Jaya itu juga mengaku tidak pernah menyangka penampilannya mampu menarik hati pelatih Alfred Riedl.
“Dari sekian banyak pemain yang ikut seleksi, saya tidak menyangka bisa terpilih. Mudah-mudahan kalau saya bisa bagus di Pra Olimpiade 2012 saya bisa terpilih lagi ke SEA Games 2011,” kata Syafri.
Lebih lanjut, Syafri bertekad ingin mengembalikan nama besar NAD di pentas sepakbola nasional. Dia ingin pemain-pemain lain daerah asalnya mau mengembangkan diri agar bisa memperkuat timnas.
“Sebenarnya pemain-pemain sepakbola di Aceh banyak yang ingin jadi pemain nasional. Tapi karena support dari pemerintah di sana masih minim, sehingga mereka jarang ada yang main ke luar,” kata Syafri.
Ditanya soal pemain idolanya, Syafri tanpa ragu menyebut nama Ismed Sofyan. Selain karena berasal dari daerah yang sama, Ismed menurut Syafri juga banyak mengilhami permainannya sebagai fullback kanan.
“Idola saya Ismed Sofyan. Kebetulan kami juga bermain di posisi yang sama. Saya ingin mengikuti jejaknya di timnas,” katanya.

Biodata
Nama: Syafri Umri
Lahir: 12 Februari 1990
Posisi: full back kanan
Tinggi: 172 cm
Berat: 61 kg
Klub: Persiraja Banda Aceh
Karir
2008: Pelita Jaya
2009: PSIS Semarang
2010: Persiraja Banda Aceh

Persiraja Butuh Rp25 M Untuk Arungi Liga Super

Persiraja Banda Aceh membutuhkan dana sekitar Rp25 miliar agar bisa bermain di Liga Super Indonesia musim 2011/2012.
“Paling sedikit Persiraja butuh Rp25 miliar agar bisa ikut Liga Super Indonesia. Dana sebesar itu hanya untuk satu musim saja,” kata Ketua Umum Persiraja Mawardy Nurdin di Banda Aceh.
Mawardy yang juga Wali Kota Banda Aceh mengatakan, pemerintah kota hanya mampu mengalokasi dana Rp3 miliar. Itu pun untuk Divisi Utama musim 2010/2011.
Oleh karena itu, ia berharap Gubernur Aceh mau membantu mendanai Persiraja agar bisa tampil di kompetisi elite sepak bola di Indonesia tersebut.
“Kalau sudah di liga super, Persiraja bukan lagi milik masyarakat Kota Banda Aceh, tetapi rakyat Aceh. Karena itu, saya mengharapkan Persiraja ditangani provinsi,” katanya.
Mengenai dana garansi untuk ikut liga super sebesar Rp5 miliar, ia mengatakan dirinya akan mengajak Gubernur Aceh memikirkan bersama, sehingga bisa ditalangi.
“Kita tidak ada uang. Makanya, saya ajak Gubernur Aceh membantunya. Ketika di Divisi Utama, kita juga tidak ada uang. Namun, para pemain bisa memberikan prestasi bagi Persiraja,” katanya.
Sumber: http://www.bola.net/indonesia/persiraja-butuh-rp25-m-untuk-arungi-liga-super-ceba72.html

Selasa, 17 Mei 2011

Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya


Stadiun Harapan Bangsa yang berlokasi di Lhong Raya, Aceh Besar adalah stadiun terbesar sementara ini di provinsi Aceh. Stadiun yang dibangun tahun 1997   ini sempat direnovasi pasca tsunami yang melanda daerah aceh dan sekitarnya dengan bantuan dana FIFA. Stadiun berkapasitas 40.000 penonton itu memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : B
Kondisi Sekarang
Tribun : B+, Tempat duduk : C+, Fasilitas : C+, Rumput : B, Drainase : C+, Penerangan : C+, Papan Skor : C+, Kondisi : C+
Foto Stadiun Harapan Bangsa





Stadion H. Dimurthala Lampineung

Stadiun HajiuDi Murthala adalah sebuah stadion yang terletak di Lampineung, Banda Aceh. Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan merupakan markas dari klub sepak bola Persiraja Banda Aceh. Animo penonton datang ke stadiun menyaksikan pertandingan tuan rumah Persiraja Banda Aceh cukup bagus rata-rata 70% kapasitas stadiun. Stadiun ini merupakan salah satu stadiun di Aceh yang tersapu gelombang tsunami dan juga mendapat bantuan dana langsung dari FIFA. Pasca tsunami persepakbolaan Aceh terus berbenah dan menjadi kandang klub Divisi Utama Persiraja Banda Aceh. Stadiun berkapasitas 10.000 penonton itu memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tipe stadion : Stadion Sepakbola Lama
Kategori : D+
Kondisi Sekarang
Tribun : C, Tempat duduk : C+, Fasilitas : C+, Rumput : C, Drainase : C, Penerangan : C, Papan Skor : B, Kondisi : C+
Foto Stadion H Di Murthala

Pesiraja Banda Aceh

Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja Banda Aceh, atau sering disingkat Persiraja Banda Aceh adalah sebuah klub sepak bola Indonesia asal Kota Banda Aceh, ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kutaraja merupakan nama lama Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.x Selain menggunakan Stadion H. Dimurthala Lampineung (kapasitas 10.000 penonton), mereka juga menggunakan Stadion Harapan Bangsa (kapasitas 40.000 penonton) sebagai markas mereka.


Nama Team : Persiraja Banda Aceh
Logo :
Julukan : Laskar Rencong, Lantak Laju
Berdiri : 28 Juli 1955
Alamat : Pintu Utama Stadion H Di Murthala Lampineung – Banda Aceh, Prov. Aceh
Telp. : +62 651-7555088
Stadium : Stadion H Di Murthala Lampineung
Supporter : SKULL, Rencong Mania, PERSIJAK
Seragam :

Persiraja pada tahun 1980 pernah menjadi Juara Kompetisi Perserikatan 1980 dengan mengalahkan Persipura dalam pertandingan final di Stadion Senayan Jakarta (sekarang Gelora Bung Karno) pada tanggal 31 Agustus 1980 dengan skor 3-1.
Pada musim 2008/2009 Persiraja bermain di Divisi Utama Liga Indonesia atau Indonesia Premier League.
Persiraja terkenal dengan permainan taktis dan kerasnya, terutama saat bermain di kandangnya yang terkenal angker bagi tim-tim lawan yang bermain di Banda Aceh.
Salah satu yang membuat Persiraja sulit dikalahkan di kandangnya sendiri, adalah dukungan luar biasa yang ditunjukkan oleh para penonton dan suporter mereka, yang dikenal dengan ‘Skuller’ (julukan untuk anggota organisasi S.K.U.L.L alias Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju).
Sumber: id.wikipedia.org, internet.