Istanbul - Manchester United mungkin
sangat bersyukur sudah memastikan lolos saat melawat ke Turki. Seperti
terjadi 19 tahun lalu, The Red Devils dapat 'sambutan' panas dari fans Galatasaray, bahkan sejak di Ataturk Airport.
Pertandingan Galatasaray vs MU baru akan dilangsungkan Selasa (20/11/2012) malam nanti. Tapi sejak Senin (19/11/2012) malam waktu setempat ratusan fans Galatasaray sudah berkumpul. Mereka bersama-sama tidak mengarah Turk Telekom Arena, yang merupakan kandang klub kesayangannya, tapi ke Ataturk Airport untuk menyambut MU.
Jelas bukan teriakan kekaguman atau sorak sorai dukungan yang diberikan, ratusan fans tersebut berada di sana untuk langsung mengintimidasi pasukan Sir Alex Ferguson. Tak main-main, ratusan fans tersebut langsung membawa beragam poster dan bahkan menyalakan flare, yang membuat polisi anti huru-hara terus bersiaga di lokasi.
Dalam beberapa foto yang dirilis AS, salah satu kaca di Ataturk Airport bahkan sampai pecah. Fergie pun mengakui kalau dia sangat menghindari pertemuan dengan fans Galatasaray sebelum kick off.
"Ya tentu saja. Kami menghindarinya, kami datang dengan diam-diam!" sahut Fergie di Telegraph.
"Kami tidak bertemu dengan fans kali ini, tapi di tahun 1993 itu luar biasa dan cukup menakutkan. Kami sudah beberapa kali ke sini, dan kami mulai terbiasa dengan atmosfer di Turki. Mereka fanatik, tapi itu bukan masalah buat kami," lanjut dia.
Kembali ke 19 tahun lalu, MU, seperti dikatakan Fergie, mengalami salah satu momen mengerikan saat menghadapi Galatasaray di putaran kedua Liga Champions musim 1993-94. Saat itu pertandingan yang digelar di Ali Sami Yen Stadium (kandang lama Galatasaray) berkesudahan dengan 0-0, dan Galatasaray lolos ke fase grup karena agresifitas gol tandang setelah main 3-3 di Old Trafford.
Sama seperti terjadi malam tadi, saat ini MU tiba di Istanbul ketika itu langsung dapat sambutan dengan beragam poster. Dua yang kemudian paling diingat adalah "RIP Manchester" dan "Welcome to Hell". Beberapa pemain MU mengingat malam tersebut sebagai malam terbising dan menakutkan yang pernah mereka jalani. Faktanya, teriakan-teriakan fans tuan rumah memang tak habis sepanjang 90 menit laga.
"Salah satu bellboy (di hotel) berdiri di depan pintu dan saya tersenyum padanya. Dia malah menggerakkan jarinya melewati tenggorokan dan saya hanya berlalu dan berpikir: 'kami bahkan tidak aman berada di hotel ini'," kisah Gary Pallister di Independent.
Pertandingan tersebut juga diingat dengan meledaknya emosi Eric Cantona, yang menganggap kubu tuan rumah banyak membuang waktu. Cantona sempat dengan emosional menendang bola saat wasit menyatakan telah terjadi pelanggaran di jelang berakhirnya laga. Atas aksinya itu, dia dapat kartu merah dan harus dapat kawalan polisi saat meninggalkan lapangan.
Beberapa pemain MU menyebut Cantona sempat diserang oleh polisi yang mengawalnya dengan menggunakan tongkat pemukul saat akan masuk ruang ganti. Bryan Robson yang mencoba membantu rekannya itu juga dapat nasib serupa.
"Di ruang ganti, Eric menggila. Saat kami semua ingin keluar dari sana, Eric ingin menyelesaikan masalahnya dengan polisi yang sudah memanfaatkan tongkat pemukulnya," tulis Roy Keane dalam Otobiografinya.
Untuk laga malam nanti, tensinya bisa jadi tak setinggi 19 tahun lalu. MU sudah memastikan lolos ke babak 16 besar, sementara tuan rumah kini duduk di posisi kedua dengan poin empat.
Pertandingan Galatasaray vs MU baru akan dilangsungkan Selasa (20/11/2012) malam nanti. Tapi sejak Senin (19/11/2012) malam waktu setempat ratusan fans Galatasaray sudah berkumpul. Mereka bersama-sama tidak mengarah Turk Telekom Arena, yang merupakan kandang klub kesayangannya, tapi ke Ataturk Airport untuk menyambut MU.
Jelas bukan teriakan kekaguman atau sorak sorai dukungan yang diberikan, ratusan fans tersebut berada di sana untuk langsung mengintimidasi pasukan Sir Alex Ferguson. Tak main-main, ratusan fans tersebut langsung membawa beragam poster dan bahkan menyalakan flare, yang membuat polisi anti huru-hara terus bersiaga di lokasi.
Dalam beberapa foto yang dirilis AS, salah satu kaca di Ataturk Airport bahkan sampai pecah. Fergie pun mengakui kalau dia sangat menghindari pertemuan dengan fans Galatasaray sebelum kick off.
"Ya tentu saja. Kami menghindarinya, kami datang dengan diam-diam!" sahut Fergie di Telegraph.
"Kami tidak bertemu dengan fans kali ini, tapi di tahun 1993 itu luar biasa dan cukup menakutkan. Kami sudah beberapa kali ke sini, dan kami mulai terbiasa dengan atmosfer di Turki. Mereka fanatik, tapi itu bukan masalah buat kami," lanjut dia.
Kembali ke 19 tahun lalu, MU, seperti dikatakan Fergie, mengalami salah satu momen mengerikan saat menghadapi Galatasaray di putaran kedua Liga Champions musim 1993-94. Saat itu pertandingan yang digelar di Ali Sami Yen Stadium (kandang lama Galatasaray) berkesudahan dengan 0-0, dan Galatasaray lolos ke fase grup karena agresifitas gol tandang setelah main 3-3 di Old Trafford.
Sama seperti terjadi malam tadi, saat ini MU tiba di Istanbul ketika itu langsung dapat sambutan dengan beragam poster. Dua yang kemudian paling diingat adalah "RIP Manchester" dan "Welcome to Hell". Beberapa pemain MU mengingat malam tersebut sebagai malam terbising dan menakutkan yang pernah mereka jalani. Faktanya, teriakan-teriakan fans tuan rumah memang tak habis sepanjang 90 menit laga.
"Salah satu bellboy (di hotel) berdiri di depan pintu dan saya tersenyum padanya. Dia malah menggerakkan jarinya melewati tenggorokan dan saya hanya berlalu dan berpikir: 'kami bahkan tidak aman berada di hotel ini'," kisah Gary Pallister di Independent.
Pertandingan tersebut juga diingat dengan meledaknya emosi Eric Cantona, yang menganggap kubu tuan rumah banyak membuang waktu. Cantona sempat dengan emosional menendang bola saat wasit menyatakan telah terjadi pelanggaran di jelang berakhirnya laga. Atas aksinya itu, dia dapat kartu merah dan harus dapat kawalan polisi saat meninggalkan lapangan.
Beberapa pemain MU menyebut Cantona sempat diserang oleh polisi yang mengawalnya dengan menggunakan tongkat pemukul saat akan masuk ruang ganti. Bryan Robson yang mencoba membantu rekannya itu juga dapat nasib serupa.
"Di ruang ganti, Eric menggila. Saat kami semua ingin keluar dari sana, Eric ingin menyelesaikan masalahnya dengan polisi yang sudah memanfaatkan tongkat pemukulnya," tulis Roy Keane dalam Otobiografinya.
Untuk laga malam nanti, tensinya bisa jadi tak setinggi 19 tahun lalu. MU sudah memastikan lolos ke babak 16 besar, sementara tuan rumah kini duduk di posisi kedua dengan poin empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar