Partner

Tampilkan postingan dengan label Liverpool. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liverpool. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Mei 2015

Maldini Membandingkan Steven Gerrard dengan Franco Baresi


Penampilan Steven Gerrard yang tenang tapi hebat dalam memimpin telah membuat legenda Italia Paolo Maldini membandingkannya dengan sosok sederhana namun gigih Franco Baresi.

Meskipun mereka memiliki posisi berbeda di lapangan, namun nilai-nilai inti dari dua sosok tersebut secara mengejutkan sungguh serupa - kejujuran, integritas, dan tekad untuk membantu klub menghasilkan yang terbaik.
Untuk Gerrard dan Liverpool, Baresi dan AC Milan.
Baresi menghabiskan dua dekade dengan raksasa Serie A, 20 tahun pertunjukkan penampilan tenang dalam pertahanan dan mencari kesempurnaan, menjadi kapten bagi rekan-rekan tim melalui periode kesuksesan tanpa henti.
Baresi mengatakan: "Bagi orang-orang yang mengagumi Anda, perilaku Anda harus jauh dari tercela. Berlatih, kerja keras dan hubungan baik dengan pendukung adalah prinsip-prinsip yang tidak boleh dianggap enteng."
Kata-kata tersebut merangkum segala sesuatu tentang kapten The Reds, sentimen terasa tajam oleh Maldini, seorang pemain bertahan dengan standar, dedikasi, dan prestasi tak tertandingi.
Berbicara kepada LFCTV untuk 'Gerrard: My Liverpool' dokumenter yang tayang perdana pada Sabtu, dan wawancara yang dapat dinikmati dalam episode terbaru dari #LFCWORLD, pria berusia 46 tahun memberikan analisis yang hati-hati untuk superstar kelahiran Huyton.
Dia mengatakan: "Apa yang saya selalu sukai dari Steven adalah bahwa di lapangan dia sangat tenang, tapi mampu menginspirasi semua rekan tim dengan kekuatan besar, tidak begitu banyak dengan kata-kata.
"Saya punya contoh lain dari kapten yang, katakanlah diam tapi mudah untuk dicontoh melalui perilaku, dan itu Franco Baresi.
"Teladan sesungguhnya - dan itu apa yang telah saya pelajari dari pemain seperti Steven dan Franco Baresi - adalah bertindak daripada bicara. Dan dia memang salah satu yang banyak bertindak dan karena ia juga memiliki bakat besar, ia mudah diikuti.
"Kisahnya adalah salah satu cerita untuk diceritakan, salah satu dari dongeng - seperti itu terjadi kepada saya - untuk diceritakan kepada anak-anak dan cucu Anda."

Sumber: Liverpoolfc.com

Senin, 25 Februari 2013

10 Top Skor Liverpool FC Sepanjang Masa

Berikut adalah 10 Top Skor Liverpool FC Sepanjang Masa:
Ian Rush, Roger Hunt, Gordon Hodgson, Billy Liddell, Robbie Fowler , Kenny Dalglish, Michael Owen, Steven Gerrard, Harry Chambers, Sam Raybould.
1. Ian Rush : 346 Gol
 
 2. Roger Hunt : 286 Gol
 
 3. Gordon Hodgson 241 Gol
 4. Billy Liddell 228 Gol
 5. Robbie Fowler 183 Gol

6. Kenny Dalglish 172 Gol

7. Michael Owen 158 Gol

8. Steven Gerrard 157 Gol
9. Harry Chambers 151 Gol
 
10. Sam Raybould 130 Gol


Itulah 10 Top Skor Liverpool Football Club sepanjang masa.
data ini diambil terakhir pada tanggal 25 februari 2013.

Senin, 26 November 2012

just can’t get enough ( SUAREZ SONG )


  He’s Luis Suarez, he wears the famous Red -
 I just can’t get enough, I just can’t get enough -
 When he scores a volley or when he scores a head -
 I just cant get enough, I just can’t get enough -
 He scores a goal and the Kop go wild, -
 and I just can’t seem to get enough Suarez!!”

and

    When I think of Suarez, I go out of my head -
    I just can’t get enough, I just can’t get enough -
    When he scores a volley or scores one with his head -
    I just can’t get enough, I just can’t get enough -
    He scores a goal and the Kop go wild -
    And I just can’t seem to get enough of you -
    Du du du du du du, du du du du du du -
    Du du du du du du Luiz Suarez…”

Senin, 19 November 2012

Liverpool Yakin Masuk Empat Besar

Jamie Carragher 
 Jamie Carragher yakin posisi empat besar bisa diraih Liverpool.
Liverpool optimistis bisa berlaga di Liga Champions musim depan karena target masuk posisi empat besar klasemen Liga Primer Inggris kemungkinan besar bisa diwujudkan.

Hal ini disampaikan pemain veteran Liverpool, Jamie Carragher, setelah Liverpool menang 3-0 atas Wigan, di lanjutan Liga Primer, hari Sabtu (17/11).

"Kami memang sepertinya memulai musim tahun ini dengan buruk. Namun setelah kemenangan hari Sabtu, rasanya kami bisa menembus empat besar," kata Carragher.

"Kami optimistis bisa berada di empat besar," katanya.

Liverpool yang saat ini berada di tempat ke-11 klasemen sementara, tidak terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir.

Pada saat yang sama, Manchester United dan Chelsea, dua tim yang nyaris tidak pernah absen dari Liga Champions dalam satu dekade terakhir, mencatat kekalahan.

"Banyak tim kehilangan poin akhir-akhir ini, terutama tim-tim papan atas. Kalau kami terus mencatat kemenangan, kami bisa masuk ke empat besar," kata Carragher.

Terakhir kali Liverpool berlaga di Liga Champions pada musim kompetisi 2009/2010.

Musim lalu Liverpool terpaut 17 poin dari Tottenham yang berada di posisi empat klasemen akhir dan Liverpool memecat manajer Kenny Dalglish, menggatinya dengan Brendan Rodgers

Sabtu, 10 November 2012

Liverpool Terlalu Kuat bagi Chelsea

 

Dalam enam pertemuan terakhir, Liverpool adalah raksasa dan Chelsea adalah liliputnya. Mengapa demikian? Catatan pertemuan kedua tim dalam enam laga itu terlalu timpang.

Ya, Liverpool terlalu digdaya jika melihat catatan berikut: dalam enam pertandingan terakhir di semua kompetisi, The Reds menang lima kali, sementara The Blues menang satu kali. Rinciannya, empat pertandingan terjadi pada musim lalu, sementara dua sisanya pada musim 2010/2011.

Empat di antara enam pertemuan itu terjadi di Premier League dan Liverpool memenangi keempatnya, baik di Anfield ataupun Stamford Bridge.

Ada rivalitas menyengat di antara kedua tim. Dalam kurun waktu 2004 hingga 2009, Liverpool sudah bertemu sebanyak 24 kali. Itu artinya, setidaknya dalam satu musim mereka bisa bertemu lima kali.

Pada masa kepelatihan Jose Mourinho dan Rafael Benitez, pertemuan 'Si Merah' dan 'Si Biru' bahkan menjalar sampai ke Eropa. Ketika Liverpool terakhir kali menjuarai Liga Champions, pada 2005, mereka melaju ke final dengan melangkahi Chelsea di semifinal.

Ketika itu, keduanya bermain imbang tanpa gol pada pertemuan perdana di Stamford Bridge. Pada pertemuan selanjutnya di Anfield, Liverpool menang 1-0 berkat gol Luis Garcia. Siapa yang masih ingat dengan gol pemain asal Spanyol itu?

Gol diawali oleh umpan Steven Gerrard kepada Milan Baros, yang kemudian terjatuh lantaran dihadang oleh Petr Cech. Bola muntah kemudian disambar oleh Garcia. Dan, meski William Gallas berusaha untuk menyapu bola tepat di garis gawang, gol tetap tercipta. Asisten wasit mengatakan, bola sudah melewati garis gawang. Liverpool lolos ke final berkat gol itu dan kemudian menaklukkan AC Milan di partai puncak.

Minggu (11/11/2012) nanti, keduanya akan kembali bertemu. Jika melihat posisi di klasemen, Chelsea memang relatif lebih diunggulkan. Secara tim, Chelsea pun terbilang lebih solid. Dengan kombinasi Juan Mata, Oscar, dan Eden Hazard, tim besutan Roberto Di Matteo itu berpotensi membahayakan tim mana pun. Hanya saja, lini belakang mereka sedikit mengkhawatirkan.

Akhir pekan nanti, John Terry sudah bisa dimainkan. Ketika sang kapten absen, Chelsea kebobolan 12 gol dalam lima pertandingan di semua kompetisi. Catatan lainnya, Chelsea gagal menjaga gawangnya bebas dari kebobolan dalam tujuh pertandingan terakhir.

Di sisi lain, Luis Suarez tengah bagus-bagusnya. Dengan mobilitas yang dimilikinya, Brendan Rodgers mengaku senang memainkannya sebagai false 9. Hanya saja, Suarez kerap terlihat kerja sendiri di lini depan. Tidak ada yang bisa menuntaskan umpan-umpan yang kerap diberikan olehnya.

Untuk soal mengkreasikan peluang, Suarez masih jauh lebih baik dari striker manapun di Premier League. Dilansir EPL Index, dalam 10 laga terakhir, striker asal Uruguay tersebut sudah menciptakan 30 peluang atau 2,4 peluang setiap laga, dengan torehan dua assist. Itu artinya, dalam setiap 34 menit, Liverpool memiliki kemungkinan untuk mendapatkan gol hanya melalui Suarez seorang.

Jika Suarez yang dipasang Brendan Rodgers sebagai penyerang tengah dalam pola 4-3-3 justru lebih aktif sebagai kreator peluang, tak heran jika di bursa transfer Januari mendatang Liverpool sibuk membidik penyerang murni lain untuk dijadikan tandem.

Kamis, 08 November 2012

Pernah 3 Kali Menolak, Gerrard Ingin Dilatih Mourinho

 

Liverpool - Dengan segudang prestasi dan raihan trofi, tak sedikit pesepakbola yang ingin bermain di bawah asuhan Jose Mourinho, termasuk skipper Liverpool, Steven Gerrard.

Sejatinya sudah tiga kali Gerrard "digoda" Mourinho untuk menjadi anak buahnya. Dua kali orang Portugal itu menawarinya untuk bergabung ke Stamford Bridge di tahun 2004 dan 2005.

Tapi bujuk rayu pelatih asal Portugal itu tak berhasil membuat Gerrard hijrah ke The Blues. Mourinho yang penasaran dengan Gerrard kembali menggoda dia setelah mengarsiteki Real Madrid di 2009-2010 lalu. Hasilnya? Gerrard kembali menolak.

"Liverpool tak terlalu kompetitif kala itu, jadi aku sempat memikirkan sesuatu yang lain. Tapi akhirnya aku bilang 'tidak', dan setahun kemudian mengatakan 'tidak' lagi," ujar Gerrard seperti dilansir Sports Mole.

"Kemudian dia datang lagi ketika tiba di Real Madrid dua tahun lalu. Aku melihat beberapa pemain yang ditaksir klub seperti Madrid dan Barcelona, mereka memunculkan 'peperangan' supaya bisa pindah ke sana. Tapi itu bukan aku. Sekali lagi, itu takkan pernah terjadi."

Meski demikian, saat ditanya apakah tidak punya hasrat untuk bekerja bersama Mourinho, pria 32 tahun itu menyangkal.

"Aku ingin bermain untuk Mourinho, The Special One," cetusnya.

Gerrard adalah simbol Liverpool saat ini setelah 14 tahun bermain di tim pertama. Walaupun telah memiliki gelar Liga Champions, Piala UEFA, dua Piala FA dan tiga Piala Liga, tapi ia belum pernah merasakan jadi juara Liga Inggris

Rabu, 07 November 2012

Dikaitkan dengan Liverpool, Al Habsi Masih Cinta Wigan

 

Wigan - Liverpool digosipkan menaruh minat kepada kiper Wigan Athletic, Ali Al Habsi. Tapi, Al Habsi mengaku masih mencintai Wigan dan sangat bahagia bersama klubnya sekarang.

Akhir pekan lalu, muncul spekulasi yang menyebutkan Liverpool akan mencoba mendatangkan Al Habsi di bursa transfer berikutnya. The Reds kabarnya butuh kiper bagus karena Pepe Reina diragukan masih akan bertahan di Anfield dalam waktu yang lama.

Al Habsi memang termasuk salah satu kiper dengan penampilan konsisten di Premier League. Performa penjaga gawang asal Oman itu makin menanjak sejak membela Wigan pada tahun 2010.

Spekulasi kepindahan ke Liverpool ini dibantah oleh Al Habsi. Dia mengaku masih betah di Wigan.

"Saya sudah mengatakannya berkali-kali bahwa saya mencintai klub sepakbola ini, saya mencintai fans, dan saya berharap bisa memberi mereka lebih banyak lagi," aku Al Habsi kepada Wigan Evening Post.

"Pada akhir pekan lalu, saya mendengar soal apa yang diperbincangkan. Tapi, hal semacam itu tidak penting buat saya," imbuhnya.

"Saya sangat, sangat bahagia di Wigan. Begitulah sejak saya datang pertama kali ke sini," ujar pemain 30 tahun itu.

"Yang ingin saya lakukan adalah berkonsentrasi pada pekerjaan saya di sini dan membantu tim, karena banyak yang harus dikerjakan," katanya.