Partner

Minggu, 31 Juli 2011

Boaz dan Busthomi Langsung Diminati Klub Malaysia ( Sime Darby )

Pemain Indonesia Boaz Salossa dan Ahmad Busthomi mendapat perhatian khusus dari pihak luar yang menyaksikan pertandingan Indonesia vs Turkmenistan.
Pertandingan ini ternyata dipantau oleh pelatih pengurus klub Sime Darby yang jauh-jauh datang dari Negeri Jiran, Malaysia. Sime Darby adalah tim yang bermain di kompetisi sepakbola Malaysia di kasta Liga Perdana.
Sime Darby mengutus langsung Pelatih Ismail Zakaria, mantan pelatih Selangor FC dengan ditemani Manajer Tim, Zainal untuk menyaksikan pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Dua pria ini mengamati langsung jalannya pertandingan dari awal hingga akhir. Dari pengamatan itu, Zakaria mengaku tertarik dengan Boaz dan Busthomi serta berhasrat mengontrak dua pemain di posisi striker dan gelandang itu bergabung dengan Sime Darby.
“Boaz memiliki skill yang sangat bagus, kemampuan fisik dan daya tarungnya sangat luar biasa. Dia bisa melewati banyak pemain lawan. Meski tidak mencetak gol tapi dia memberi dua assis,” kata Zakaria yang tercengang melihat aksi Boaz.
Zakaria sempat tidak percaya bahwa Boaz adalah pemain asli Indonesia, itu dikarenakan Boaz tidak masuk dalam skuad timnas saat Indonesia melawan Malaysia di ajang AFF 2010. Busthomi juga tak ketinggalan mendapat attensi khusus.
“Busthomi memiliki holding ball sangat bagus, dia juga memiliki visi bermain sangat bagus. Intelgensi dan kemampuannya menguasai bola berimbang. Dia juga pemain yang tenang,” kata Zainal.
Zainal menjelaskan, setelah menyaksikan aksi dua pemain ini, mereka akan serius mengontak pihak- pihak yang terkait dengan dua pemain untuk negosiasi kontrak. Sime Darby sangat berkepentingan mengontrak pemain asal Indonesia untuk menyedot fans asal Indonesia yang ada di Malaysia.
Klub yang bermarkas di Kuala Lumpur adalah salah satu klub yang dibiayai sebuah perusahan kelapa sawit yang mempekerjakan kurang lebih 30 ribua karyawan asal Indonesia.

sumber: TRIBUNnews (oleh : Husein Sanusi)

Boaz Salossa ditaksir Club Eropa ( vvv venlo )

 

Ketika semua Klub sepakbola Indonesia, mulai dari Liga Super Indonesia (LSI) , Liga primer Indonesia hingga Devisi I PSSI ramai-ramai mengimpor pemain asing dari Eropa, Amerika Lati, Afrika dan Asia untuk memperkuat klubnya di kancah persepakbolaan tanah air.
Muncul berita menyegarkan dari Radio Netherland bahwa Ruud J.C. Voll, promotor sepakbola Indonesia – Belanda sedang memfasilitasi pendekatan striker Persipura Jayapura Boaz Salosa dengan klub liga utama Belanda, VVV Venlo, sebagaimana dilansir radio Netherland dalam website resminya http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/
Untuk maksud tersebut, VVV Venlo saat ini sedang mempelajari track record dan video Boaz Salossa dalam Liga Super Indonesia (LSI). Termasuk penampilan Boaz Solossa yang membuat mata dunia terbuka, ketika menerobos sisi kiri pertahanan timnas Uruguay yang berintikan para pemain Piala Dunia dan mengelabuhi kiper Juan Castilo, 16 Oktober 2010 yang lalu.
Promotor
Menurut promotor Ruud J.C. Voll, Boaz punya kwalitas yang bisa mengangkat VVV Venlo dari zona degradasi. “Boaz memiliki instink killer dan pemberani untuk masuk defensi lawan dan mencetak gol. Saya rasa VVV saat ini membutuhkan goal getter seperti Boaz,” ungkapnya kepada Radio Nederlanda, RNW.
Bahkan Sang promotor yakin Boaz bisa bernasib seperti Keisuke Honda atau Nordin Amrabat. Honda datang ke VVV 2008 sebagai pemain biasa dan setahun kemudian direkrut CSKA Moskow sebagai bintang. “VVV mendapatkan Honda dengan harga tidak sampai sejuta euro, dan klub Venlo ini menerima 9 juta euro untuk melepasnya ke Moskow. Lihat saja sendiri hasilnya sampai sekarang.” ungkap Ruud J.C. Voll kepada RNW.
Sama halnya dengan Nordin Amrabat yang datang ke VVV di bawah asuhan André Wetzel sebagai pemain yang bengal, tapi berkembang menjadi bintang yang akhirnya dipinang PSV dengan badrol berlipat ganda. Kemudian Amrabat pindah ke Kayserispor Turki.
Bahkan Ia yakin jika, Timnas Uruguay saja dapat dibobol oleh Boaz Salossa, maka Boaz akan berbuat banyak di Liga Belanda
Ruud Voll juga yakin Boaz bisa menguntungkan VVV secara prestasi maupun secara kenaikan harganya. “Saya tidak heran kalau Boaz bisa loncat dari Venlo ke Ajax Amsterdam atau bahkan ke liga Spanyol.”
Pertama
Jika sampai Klub devisi utama Belanda VVV Venlo terpikat setelah menyaksikan sepak terjang video Boaz Salossa dalam liga Indonesia maupun saat berhadapan dengan timnas Uruguay Piala Dunia dan mau mengundang untuk mengikuti test kemudian menerimanya, maka ini merupakan hal yang baru pertama kali terjadi di persepakbolaan Indonesia, dimana seorang pemain sepakbola Indonesia ditransfer langsung untuk bermain di klub devisi utama Belanda yang juga menjadi kiblat persepakbolaan Eropah maupun dunia.
Memang, kita tidak menyangkal bahwa banyak juga pemain Indonesia yang telah dan sedang bermain di Eropah. Tapi patut di ingat, mereka bukan Warga Negara Indonesia (WNI), hanya warga keturunan Indonesia, mereka lahir dan besar diluar negri atau salah satu orang tuanya adalah warga negara asing. Sedangkan Boaz Salossa adalah seorang WNI yang lahir, besar dan berkarir di sepakbola Indonesia, khususnya Persipura Jayapura. Itu yang membedakannya.
Hikmah
Hikmah terpenting yang dapat di petik bila Boaz Salossa benar-benar bermain di Liga utama Belanda adalah : bahwa Sesugguhnya mutiara-mutiara hitam di tanah Papua bertaburan dimana-mana, sayangnya masih belum terasah hingga “mengkilap” karena pembinaan Sepakbola yang tidak sistimatis, juga sekolah-sekolah atau akademi sepakbola masih merupakan barang yang mewah yang langkah.
Di tingkat Pemerintahan provinsi Papua, belum adanya upaya yang serius untuk membangun “Hubungan Antar Provinsi” dengan provinsi negara-negara pesepak bola seperti seperti Belanda atau Amerika Latin (Brasil), sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan sepakbola di tanah Papua dengan transfer ilmu sepakbola, sehingga tidak terus bergantung dari Program pengembangan sepakbola yang dibuat PSSI.
PSSI sebaiknya memberikan support yang positif dalam melapangkan jalan bagi setiap pesepak-bola Indonesia yang berprestasi untuk berlaga di ajang bergengsi di Eropa, sebagai hasil pengkaderan dari sebuah liga yang sedang berlangsung di Indonesia, tidak mematikan karir seorang pesepakbola dengan berbagai alasan yang terkesan dibuat buat.
Tuduhan miring
Masih segar dalam ingatan kita ketika Boaz Salossa di coret pelatih Alfred Riedl dari Timnas Indonesia pada ajang AFF yang baru lalu dengan tuduhan indisipliner, karena tidak hadir sewaktu dipanggil untuk memperkuat Timnas sehingga dianggap tidak layak.
Dan ketika Boaz dicoret dari Timnas, para jurnalis dan pengamat sepakbolapun mulai meragukan Nasionalisme Indonesia, entah munngkin karena Boaz berasal dari Papua ?
Tidak apa Boaz, penulis setuju dengan yang di tulis oleh Radio Netherland : “kalau di negeri sendiri kwalitasmu dinilai tidak memadai untuk timnas, lebih baik mencari pengakuan di luar saja”.

sumber: fredwakum.wordpress.com ( Oleh : Fred Wakum )

Sabtu, 30 Juli 2011

Kilas Balik / Latar Belakang Final Liga Champions 2005 : LIVERPOOL vs AC MILAN

25 Mei 2005
Stadion Olimpiade Kemal Ataturk, Istanbul
Wasit: Manuel Mejuto Gonzalez
Penonton: 70.024 orang

AC Milan 3-3 Liverpool
(2-3 adu penalti)
(Paolo Maldini 1', Hernan Crespo 38', 42';
Steven Gerrard 54', Vladimir Smicer 56', Xabi Alonso 60')

Milan
1- Dida
2- Cafu
3- Paolo Maldini
31- Jaap Stam
13- Alessandro Nesta
21- Andrea Pirlo
8- Gennaro Gattuso / 10- Rui Costa (112')
20- Clarence Seedorf / 27- Serginho (86')
22- Kaka
7- Andriy Shevchenko
11- Hernan Crespo / 15- Jon Dahl Tomasson (85')

Liverpool
1- Dudek
3- Steve Finnan / 16- Dietmar Hamann (46')
21- Djimi Traore
23- Jamie Carragher
4- Sami Hyypia
14- Xabi Alonso
10- Luis Garcia
6- John Arne Riise
8- Steven Gerrard
7- Harry Kewell / 11- Vladimir Smicer (23')
5- Milan Baros / 9- Djibril Cisse (85')

Dinding stadion Kemal Ataturk seperti setipis kertas. Dari kamar ganti Liverpool, sorak sorai pemain AC Milan di ruangan yang berbeda begitu jelas terdengar. Semua pemain Liverpool tertunduk lesu. Tak ada yang berani menegakkan kepala. Pada malam final Liga Champions 2004/05 itu, Milan memberikan pukulan telak kepada Liverpool. Milan mampu unggul 3-0 saat jeda. Bek veteran Paolo Maldini membuka keunggulan pada menit pertama pertandingan. Sebelum turun minum, Hernan Crespo menambahnya dengan dua gol. Awal yang sempurna.

Tak mau disetir kemurungan, Rafael Benitez menghimpun nafas dan berdiri di tengah para pemainnya. Sang manajer sadar, dia hanya punya waktu 15 menit untuk mengembalikan kepercayaan diri tim. Ketika berjalan dari bangku cadangan menuju ruang ganti, benak Benitez dipusingkan mencari-cari kalimat dalam bahasa Inggris yang tepat untuk "menghidupkan" para pemainnya. Kalimat yang kemudian meluncur dari mulutnya sederhana saja.

"Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool. Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukkannya untuk mereka", serunya.

"Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit dalam pertandingan ini. Percaya lah kalian mampu melakukannya. Berikan kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan."

Sebelum tim keluar kamar ganti, Rafa menyusun skema formasi baru di papan tulis. Untuk menghambat Kaka, Rafa meminta Dietmar Hamann bersiap tampil menggantikan Djimi Traore. Namun, ketika diberitahu Steve Finnan mengalami cedera, Benitez memanggil kembali Traore yang sudah mencopot sepatu dan berjalan ke kamar mandi. Keputusan terakhir, Finnan keluar, Hamann masuk.

Rafa sadar, tak ada lagi ruginya mengorbankan seorang pemain bertahan. Liverpool bermain dengan tiga pemain belakang dan kapten Steven Gerrard didorong lebih ke depan. Liverpool memang harus bangkit, sekarang atau tidak sama sekali.

Inilah lima belas menit yang menentukan. Lima belas menit yang mengubah segalanya. Babak kedua menjadi milik Liverpool. Sembilan menit berjalan, Liverpool menyulut sumbu ledak stadion. Dalam rentang enam menit berikutnya, Liverpool ganti mengendalikan situasi. Steven Gerrard memberikan gol inspirasional lewat sundulan kepala menyongsong umpan John Arne Riise. Tak lama berselang, tendangan keras jarak jauh Vladimir Smicer tak dapat ditahan Dida. Belum lagi Milan menata diri, pada menit ke-60, Gerrard dijatuhkan di kotak penalti oleh Gennaro Gattuso. Penalti! Awalnya, eksekusi Xabi Alonso sempat ditahan Dida, tapi bola muntah langsung disambar Alonso.

Cerita belum selesai. Kedudukan 3-3 bertahan hingga 90 menit. Pertandingan diperpanjang hingga 30 menit, tapi tetap tak bisa menentukan pemenang. Juara Liga Champions musim itu pun harus diselesaikan melalui babak adu penalti.

Sebelum "babak perjudian" itu dimulai, Jamie Carragher datang menghampiri kiper Jerzy Dudek. Carra menyarankan Dudek agar melakukan "sesuatu" untuk mengacaukan konsentrasi pemain Milan. Dudek langsung teringat rekaman video yang pernah disaksikannya. Kaki spaghetti! Saat adu penalti final Piala Champions 1984 melawan AS Roma, pendahulu Dudek, Bruce Grobbelaar, memelintir-melintir kakinya. Entah memang berpengaruh atau tidak, Grobbelaar berhasil membawa Liverpool menang dan merebut Piala Champions.

Trik yang sama dipakai Dudek ketika Andriy Shevchenko bertugas sebagai eksekutor terakhir Milan. Terbukti, trik kuno itu berhasil. Eksekusi Sheva mengarah ke tengah gawang dan dengan sebelah tangan, Dudek menahannya. Liverpool pun merajai Eropa! Jerih payah fans Liverpool yang terus menggemuruhkan dukungan untuk klub kesayangan mereka terbayar sudah!

Mukjizat di Istanbul ini kemudian diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin terjadi di lapangan sepakbola.

Pascafinal Istanbul, hidup tak lagi sama. Tapi, hidup juga berjalan terus. Satu per satu figur pemain heroik, seperti Harry Kewell, Milan Baros, Djibril Cisse, Luis Garcia, Dudek, dan Smicer meninggalkan Anfield dan melanjutkan karir di klub baru.

Sebagian tetap tinggal, terutama Gerrard. Sang kapten sempat disebut-sebut akan hijrah ke Chelsea musim panas 2005 itu. Tapi, Istanbul mengubah segalanya.

"Bagaimana mungkin saya pindah setelah mengalami final seperti ini?" ujar Gerrard.

Arak-arakan bus dengan atap terbuka dan kerumunan satu juta orang, 300 ribu di antaranya memadati St George's Hall, suatu hari di Mei 2005, pasti takkan pernah dilupakan Liverpudlian sepanjang masa.

Sumber: goal.com

Back to home

Minggu, 24 Juli 2011

Timnas Indonesia Tidak nyaman Selama Di Turkmenistan

Ashgabat - Bukan hanya soal lapangan stadion yang buruk, ada sejumlah ketidaknyamanan lain yang dialami tim nasional Indonesia di kandang Turkmenistan. Apa saja?

Indonesia menahan imbang 1-1 Turkmenistan dalam laga di Ashgabat Olympic Stadium, Turkmenistan, Sabtu (23/7/2011) malam WIB. Pertandingan digelar di lapangan yang permukaannya buruk. Dilansir dari situs resmi PSSI, pelatih Wim Risjbergen sampai geleng-geleng kepala terkait kondisi lapangan.

Terkait buruknya lapangan ini, manajemen timnas sempat mempertanyakan kelayakannya kepada perwakilan FIFA di sana. "Bukan Cuma protes, bahkan kita sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan. Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?," ungkap Desy Christina, media officer timnas senior.

Ketidaknyamanan lain yang dialami timnas adalah terkait pelayanan dari panpel lokal. Timnas disebutkan tidak mendapatkan Liasion Officer (LO)  tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali.

"Walhasil, komunikasi pun harus memakai bahasa tubuh atau isyarat. Banyak kejadian lucu jadinya," ungkap Desy.

Kesulitan lainnya yang didapat di Turkmenistan adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepakbola Turkmenistan.

Sumber: Detiksport

Back To Home

Lyon Undang Liverpool Tawar Aly Cissokho

Kubu Lyon siap melepas Cissokho, karena tidak mampu membayar gaji tinggi.

 

Aly Cissokho, Lyon (Getty Images)
Manajemen Olympique Lyon menegaskan, bila Liverpool menginginkan Aly Cissokho, maka mereka harus membuat penawaran resmi.

Menurut kubu Lyon, spekulasi mengenai transfer Cissokho semakin berkembang di media massa. Namun mereka menyatakan, hingga saat ini Liverpool belum mengajukan penawaran resmi.

“Jika Liverpool menginginkan Cissokho, maka mereka harus datang menemui kami,” tegas Bernard Lacombe, yang telah ditunjuk menjadi penasehat khusus presiden klub Jean-Michel Aulas, kepada L'Equipe.
 
Lacombe juga mengaku sudah siap menjual sejumlah pemain bintang, karena posisi keuangan klub tidak memungkinkan mereka memberikan gaji tinggi. Itu juga yang membuat mereka membatalkan niat untuk membeli ujung tombak Sochaux Marvin Martin.

“Marvin Martin? Harganya antara €10 dan €14 million. Saya berhubungan dengan agennya,” ungkap Lacombe.

“Dia bilang kliennya tertarik untuk bergabung dengan kami. Tapi dengan harga seperti itu, kami tidak bisa menyanggupinya.”


Sumber: Goal.com
Back To Home

Martin Skrtel Optimis Stewart Downing Akan Bersinar

Stewart Downing


Di bursa transfer musim panas ini, Liverpool sudah mendatangkan empat pemain, satu penjaga gawang dan tiga gelandang. Salah satunya adalah Downing, yang akan beroperasi dari sayap kiri.

Sektor sayap kerap menjadi kelemahan utama The Reds dalam beberapa musim terakhir ini. Mereka seperti kesulitan mendatangkan gelandang sayap berkualitas. 
Kedatangan Downing dari Aston Villa dengan nilai transfer sekitar £20 juta, diperkirakan Skrtel akan semakin menambah daya dobrak timnya dengan memberikan umpan-umpan matang pada duet penyerang Luis Suarez dan Andy Carroll.

"Kami sudah mendatangkan beberapa pemain dan mereka semua punya kualitas yang bagus, terutama Downing. Kami berharap ia bisa memberikan permainan terbaiknya dan memperkuat tim ini di sektor sayap," ucap Skrtel melalui situs resmi Liverpool.

Skrtel sendiri tidak sempat memperkuat timnya selama tur pra-musim di Asia karena mengalami cedera. Namun kondisinya sudah semakin membaik dan siap berlatih kembali dalam waktu dekat.

"Saat menjalani pemeriksaan saya sempat diperkirakan harus absen selama dua sampai tiga pekan, tapi ternyata kondisi saya sudah hampir pulih. Saya akan kembali berlatih dalam beberapa hari ke depan," lanjut pemain bertahan asal Slowakia ini.

"Saya berharap bisa segera bermain kembali. Saya mentargetkan sudah pulih dan siap bermain dalam gim persahabatan melawan Galatasaray pada pekan depan."

Sumber : Goal.com

Back to home

Cheat Point blank 24 juli - 26 juli 2011 : Cheat ' wh ' Wallhack D3D Menu


Fiture : 
[+] Chams : CT And Tero
[+ Clean Wallhack + Crosshair

Cara Pakai:
[+] Buka "FastWallhackV2Fix.exe"
[+] Tekan 
Enter
[+] Masukan kode registrasi "
www.nyit-nyit.net" atau "Braham@N3"
[+] Buka PB mu
[+] Start Point Blank
[+] Copy dan paste Password saat notice muncul
[+] Happy Cheating

Credits:

[*] DLL : Prince
[*] Injector With Auto-Hider


Back to home

Liverpool Incar Pemain Muda 16 tahun Pantai Gading : Angban Bekanty Victorien

Liverpool dikabarkan membidik Angban Bekanty Victorien, pemain berusia 16 tahun asal Pantai Gading.
Liverpool dilaporkan tertarik dengan kemampuan yang dimiliki Angban Bekanty Victorien, pemain berusia 16 tahun asal Pantai Gading.
Kabar tersebut diungkapkan presiden klub Stade d'Abidjan, Abi Koffi Richmond. Namun ia menyatakan belum ada kesepakatan yang dicapai dengan Liverpool untuk pemain tersebut.
"Liverpool belum menyetujui apa pun dengan saya, saya juga belum ada kesepakatan tertulis," kata Koffi Richmond, Sabtu (23/7).
"Mereka adalah klub yang bagus, dan dihormati. Saya tak perlu mengatakan bagaimana kerja mereka."
"Saya mendapat kontak dari merela lewat sejumlah agen pemain, tapi bukan hanya mereka yang tertarik untuk pemain ini," tandasnya.

Sumber: Goal.com
Victorien merupakan salah satu pemain yang bersinar di Piala Dunia U-17 bersama dengan Coulibaly Souleymane dan Diarrasouba Drissa. Sebelumnya ketiganya dikabarkan akan mengikuti latihan bersama Stoke City.

 

Jatah Tiket Fans Manchester United Di Anfield Dipotong atau dikurangi ..!!

manchester united fans in FCWC

Fans Manchester United Hanya mendapat jatah tiket tak sampai dua ribu tempat duduk untuk laga di kandang Liverpool musim ini.
 

Manchester United mungkin akan melakoni laga di Anfield di bulan Oktober dalam lanjutan Liga Primer Inggris tanpa pendukung mereka dalam jumlah besar. Soalnya tuan rumah memotong alokasi tiket untuk tim tamu hingga tersisa sepertiganya.

Biasanya fans Manchester United dalam lawatan ke Anfield dijatah 3,015 tempat duduk. Namun untuk musim depan dikurangi hingga hanya tersisa 1,965 kursi.
 
Pihak Liverpool menyatakan pengurangan jumlah tempat duduk untuk fans United itu merupakan upaya memerangi masalah ketegangan antarkelompok suporter.

Laporan dari Ground Safety Advisory Groups menyatakan setelah pertandingan antara kedua tim di bulan April, diketahui potensi adanya ketegangan antara fans Manchester United di Anfield jauh lebih besar ketimbang dengan fans dari klub lain.

Namun keputusan final belum diambil. Anggota dewan kota Liverpool masih akan memutuskan dan semuanya akan diketahui secara publik pada 8 Agustus.
Sumber: goal.com

Back To Home

Cheat Point Blank 3 Oktober 2011: 1 HIT + AWP BRUST



Cara Pakai :
[+] Buka RikiBLiTzV18.4.exe
[+] START PB
[+] Kluar Notice Klick Menggunakan ENTER
[+] Dan Happy Brust + Chain Killer SG

Creator : Riki Nur M.s
Dll By :
[-]Riki Nur M.s
[-]Agung Fahmi Setiawan [KRESS]

Back to home

SS :