Partner

Tampilkan postingan dengan label Persiraja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Persiraja. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 September 2011

Stadion H Dimurthala Lampineung dipenuhi Membludaknya Penonton !

Rabu sore tepatnya 28 September 2011, sungguh terlihat pemandangan yang luar biasa di seputaran Lampineung Banda Aceh. Ratusan bahkan ribuan orang terlihat  di seputaran Stadion H Dimurthala, ya.. stadion yang menjadi markas anak-anak tim lantak laju, Persiraja Banda Aceh. Ternyata pada hari itu digelar latihan perdana / TC bagi tim promosi ISL tersebut. Stadion H. Dimurthala terlihat nyaris penuh, sementara di luar stadion berbagai jenis kendaraan memadati area parkir. Tidak biasanya jumlah penonton yang menyaksikan training camp Persiraja ini bisa menjadi bukti animo masyarakat akan tim berjulur lantak laju ini.
Di bawah koordinir Pelatih Kepala Herry Kiswanto beserta Asisten Pelatih Maman Suryaman dan Sulaiman Romario juga Pelatih Fisik Fajar Budianto dan Pelatih Kiper Sisgiardi, seleksi hari pertama yang diikuti 27 pemain itu hanya dimainkan sebatas happy game.Kemudian di tengah berlangsung permainan tersebut sesekali terdengar teriakan para penonton dan suara tepuk tangan ketika terjadi gol. Selain ditonton oleh ribuan penonton, latihan tersebut juga ikut disaksikan oleh Anggota Komite Kompetisi PSSI Atqia Abubakar dan Ketua Umum Persiraja Zahruddin serta Mantan Presiden Klub Aceh United M Zaini Yusuf.

Selasa, 06 September 2011

Persiraja Bersikap Profesional


Persiraja Banda Aceh akan bersikap lebih profesional dalam memilih pemain untuk kompetisi musim 2011/2012. Kepada pemain yang terikat kerja di instansi pemerintah, bank, dan TNI/Polri akan diberi dua pilihan, yaitu memilih klub atau tetap bekerja di instansi masing-masing.
Sementara seleksi perdana akan digelar Jumat, 9 September di Stadion H Dimoerthala, Lampineung, Banda Aceh. Tim berjuluk Laskar Rencong ini masuk nominasi peserta kompetisi level satu Liga Profesional yang dijadwalkan bergulir 8 Oktober mendatang.
Ketua Tim Formatur Persiraja, Mawardy Nurdin kepada Serambi kemarin mengatakan, musim ini Persiraja akan tampil di kompetisi yang lebih profesional bila dibandingkan musim sebelumnya. Keadaan ini membuat Persiraja mengambil tindakan tegas agar pemainnya lebih profesional dan fokus kepada tim.
Pun begitu, kepada pemain yang terikat kerja di instansi pemerintah, bank, TNI/Polri akan diajukan surat izin oleh manajemen Persiraja. Mengingat musim lalu dari 25 pemain Persiraja, ada 11 orang yang berstatus bekerja di berbagai instansi.
“Bila instansi tempat mereka bekerja tidak memberi izin penuh kepada pemain untuk bersama Persiraja selama satu musim. Maka manajemen akan memberi kesempatan kepada pemain tersebut untuk memilih bertahan di tim atau memilih bekerja. Karena, kalau sudah profesional tak bisa lagi pemain minta izin bekerja saat kompetisi berlangsung. Sebab pemain harus fokus mengikuti latihan yang digelar pagi dan sore agar bisa bersaing dalam kompetisi. Masalah ini nantinya akan ikut dibahas bersama lagi agar Persiraja ke depan benar-benar menjadi tim profesional,” ujar Mawardy.
Sedangkan Pelatih Persiraja, Herry Kiswanto mengatakan, pemain musim lalu ada 60-70 persen yang bisa digunakan jasanya untuk tampil dalam kompetisi musim 2011/2012. Untuk komposisi pemain yang dibutuhkan musim ini antara 24-25 orang. Jumlah pemain tersebut harus sudah bisa melengkapi dan betul-betul solid untuk sebuah tim. “Tapi musim ini Persiraja harus benar-benar fokus agar tidak terulang seperti musim sebelumnya. Yakni ada pemain yang minta izin ini dan itu saat jadwal latihan. Kalau tidak menjadi tim yang solid, maka Persiraja bisa menjadi bulan-bulan Persija, Persib, Sriwijaya Semen Padang dan tim lain,” ujar Hery.
Direktur PT Atjeh Sportinda Mandiri, Ari Wibowo mengatakan, Persiraja akan melakukan seleksi terbatas dan latihan perdana yang digelar 9 September di Lampineung. Para pemain yang menjalani latihan terbatas ini dipanggil khusus oleh manajemen Persiraja untuk diseleksi. Mereka nantinya akan menjalani latihan dengan pemain lain yang dipastikan akan ada negosiasi kontrak. “Saya sudah berkoordinasi dengan pelatih, ketua umum Persiraja dan Pak Mawardy terkait pemain dan jadwal seleksi serta latihan perdana. Diharapkan tanggal 12 September bisa terpilih pemain yang menjadi skuad Persiraja dan bisa menjalani latihan secara intensif,” ujar Ari Wibowo.
sumber: serambi indonesia, Selasa, 6 September 2011 08:30 WIB

Senin, 29 Agustus 2011

Persiraja Buru Fortune Udo

 
Usai dipastikan lolos verifikasi untuk ikut kompetisi profesional Level I, Persiraja Banda Aceh langsung bergerak cepat, sebagai langkah membentuk skuad yang solid. Kubu Lantak Laju yang bernaung di bawah payung PT Atjeh Sportinda Mandiri itu, mulai ikut berburu berkelas di bursa transfer. Salah satu target adalah topskor Divisi Utama musim 2010/2011, Fortune Udo.
Direktur Utama (Dirut) PT Atjeh Sportinda Mandiri, Ari Wibowo kepada Serambi, Kamis (25/8) malam, membenarkan kalau pihaknya sudah mulai melakukan deal awal dengan pemain-pemain yang masuk sasaran bidik, sesaat hasil verifikasi diumumkan. Pemain yang terus didekati secara intens adalah bomber Persiba Bantul musim lalu, Fortune Udo. “Fortune Udo sudah kita hubungi dan tampaknya dia mau bergabung dengan Persiraja,” ujar Ari.
Selain topskor kompetisi Divisi Utama musim lalu tersebut, kata Ari, ada beberapa pemain Timnas U-23 yang juga masuk dalam daftar perburuan. “Ada sejumlah pemain Timnas U-23 yang masuk incaran. Dan sekarang terus kita pantau,” bebernya.
Ari menegaskan, dalam hal rekruitmen pemain itu, dia telah berkoordinasi dengan entrenador Herry Kiswanto yang sudah diputuskan tetap menjadi pelatih Persiraja musim depan. “Saya sudah berkomunikasi dengan Kang Herry (Herry Kiswanto-red) soal pemain ini. Menurut beliau, dari skuad Persiraja musim lalu, ada sekitar 12-14 pemain yang bisa dipertahankan. Jadi, kita mungkin mencari sekitar 16 pemain lagi untuk memenuhi kuota 30 pemain,” tandasnya.
Untuk mantan pemain Atjeh United sendiri, Ari menyatakan, hanya berani merekomendasi 4 pemain, itupun yang berusia muda serta satu pemain asal Korea. Tapi, masalah mereka nanti dipakai atau tidak, menurut dia, itu tergantung keputusan pelatih. “Pemain Korea ini rencananya kita plot untuk mengisi 1 kuota pemain asal Asia. Sedangkan, Fortune Udo masuk dalam tiga kuota pemain non-Asia,” ungkap dia. “Pierre Njanka tidak kita rekrut karena kontraknya sangat mahal mencapai Rp 1,8 miliar. Padahal, budget untuk kontrak pemain maksimal Rp 9 miliar,” tambahnya.
Manajer klub
Pada bagian lain, Ari menjelaskan, dia telah meminta Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin selaku Ketua Tim Formatur Persiraja dan Zahruddin (Ketua Umum) untuk segera menunjuk manajer klub. Posisi manajer tersebut, ucap Ari, mesti segera terisi karena merupakan ujung tombak dalam pembentukan tim. “Setelah mengetahui Persiraja lolos, saya langsung mengontak Pak Wali (Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin-red) dan Pak Zahruddin mengabarkan hasil verifikasi PSSI ini. Saya minta beliau untuk segera menunjuk manajer klub dan pelatih. Untuk pelatih katanya tetap mempertahankan Herry Kiswanto, sedangkan nama manajer saya ingin bisa ditunjuk dalam dua-tiga hari ini. Karena manajer adalah ujung tombak persiapan tim,” demikian paparan Ari Wibowo kepada Serambi, Kamis malam.(pon)
siapa fortune udo?
* Nama lengkap:    Fortune Udo
* Tanggal lahir: 2 Februari 1988
* Tempat lahir:     Abuja, Nigeria
* Tinggi badan:    185 cm
* Posisi bermain: striker
* Karier
- 1998-2005 Jos United
- 2006 Sporting Afrique
- 2007 Thessenson Khalsa
- 2007 Balestier Khalsa
- 2008 Negeri Sembilan FC
- 2009 Arema Malang
- 2009-2010 Persikab Bandung
- 2010-2011 Persiba Bantul
* Prestasi
- Juara Divisi Utama 2010/2011
- Topskor Divisi Utama 2010/2011 (38 gol)

Sumber: Serambi Indonesia

Selasa, 05 Juli 2011

Ismed Sofyan Siap Ke Persiraja Banda Aceh

 
BANDA ACEH – Winger andalan Persija Jakarta asal Aceh, Ismed Sofyan, memberi sinyal untuk “pulang kampung” guna bergabung dalam armada Persiraja saat menghadapi Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012 yang dijadwalkan bergulir Oktober mendatang. Sebab itu, pemain kelahiran Aceh Tamiang, 28 Agustus 1979 ini membuka peluang kepada manajemen “Lantak Laju” untuk menegosiasikan kontraknya secara serius.

Ismed yang ditanya Serambi soal ekspektasi publik Aceh terhadapnya mengaku, dia juga punya keinginan untuk membela nama Persiraja dalam kancah ISL. Hanya saja, beber suami Cut Ita ini, hingga kini belum ada yang membicarakan masalah tersebut secara serius.
“Hingga kini belum ada yang berbicara serius dengan saya untuk memperkuat Persiraja. Kalau nada candaan ada, termasuk dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf,” ujar Ismed Sofyan, kemarin.
Pada bagian lain, Ismed mengingatkan supaya Persiraja jangan hanya numpang lewat di ISL. Untuk itu, dia berpesan agar manajemen “Laskar Rencong” segera mempersiapkan tim lebih awal mengingat jadwalkan kompetisi ISL sudah sangat dekat.
Secara lebih luas, Ismed memaparkan keyakinannya kalau sepakbola Aceh akan lebih maju di masa mendatang. Soalnya di Aceh banyak materi pemain muda yang tidak kalah dengan para pemain di Pulau Jawa.
Seperti diketahui, Ismed yang bermain di posisi utamanya sebagai bek kanan, juga mampu bermain sebagai bek sayap kiri, pengatur serangan (playmaker), gelandang bertahan, hingga penyerang. Mantan pemain timnas ini juga memiliki tendangan bebas akurat dan mematikan. Semua kelebihan itu membuat mantan pemain Persiraja tersebut menjadi salah satu ikon sepakbola nasional.
Penjajakan
Terkait sinyal yang diberikan Ismed, kubu Persiraja sebenarnya sudah mulai bergerak untuk merekrut winger asal Persija Jakarta itu. Hanya saja, penjajakan tersebut masih bersifat pribadi, belum secara resmi oleh manajemen. Pendekatan semacam ini seperti yang dilakukan Ketua Harian Persiraja, H Aminullah Usman.
“Ismed merupakan talenta terbaik yang saya temukan ketika saya masih menjadi manajer Persiraja. Sangatlah bermanfaat jika Ismed kembali ke Aceh untuk membela Persiraja,” tukas Aminullah dalam silaturahmi dengan Ismed plus legiun asing yang memperkuat Atjeh Selection, Rabu lalu. (hd/ran)
Data Diri
Nama           : Ismed Sofyan
Kelahiran   : Tualang Cut, 28 Agustus 1979
Posisi           : Bek kanan
Karier sepakbola
PSBL Langsa
Diklat Medan     (1994-2000)
Persiraja Banda Aceh (1999-2000)
Persijatim           (2000-2001)
Persija                  (2001-2008)
Porwil Aceh       (1999)
PON Aceh           (2000)
Prestasi Bersama Persija
2001 Juara Liga Bank Mandiri
2002 8 Besar Liga Bank Mandiri
2003 Peringkat 7 Liga Bank Mandiri
2004 Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
2005 Runner-Up Liga Indonesia
2005 Runner-Up Copa Indonesia
2006 Liga Indonesia 8 Besar
2006 Copa Indonesia Juara 3
2007 Copa Indonesia Juara 3
sumber: serambiindonesia (Sport Globo, Mon, Jul 4th 2011, 10:41)

Senin, 04 Juli 2011

Atjeh Selection Juara Piala Gubernur Aceh 2

* Boyong Piala Gubernur Aceh dan Hadiah Rp 100 Juta
BANDA ACEH – Atjeh Selection menasbihkan diri sebagai yang terbaik di turnamen internasional Gubernur Aceh Cup II tahun 2011. Melawan juara Divisi Utama 2010/2011 Persiba Bantul, Yogyakarta, dalam partai final di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Sabtu (2/7) petang, tim asuhan Anwar ini menang tipis 2-1 lewat sumbangan gol duet bomber Osas Saha menit 12 dan Fahrizal Dillah di menit 62.

Hasil ini membuat Ismed Sofyan dkk berhak menyandang gelar juara, plus memboyong Piala Gubernur Aceh serta hadiah Rp 100 juta, yang diserahkan langsung Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Prestasi sang tuan rumah kian mengkilap dengan terpilihnya Fahrizal Dillah sebagai pemain terbaik dan Osas Saha menjadi topskor. Atas gelarnya itu, duet bomber Atjeh Selection ini diguyur hadiah masing-masing Rp 10 juta.

Sedangkan Persiba yang mesti rela jadi runner-up, juga ketiban hadiah Rp 75 juta plus piala, disusul hadiah Rp 50 juta bagi Semen Padang menduduki peringkat tiga.
Partai pamungkas petang kemarin memang menyita perhatian pecinta sepakbola Aceh. Terbukti, lebih 30 ribu orang memadati stadion berkapasitas 40 ribu penonton. Kondisi ini membuat Harapan Bangsa menjelma laksana lautan manusia.

Tampil dengan the winning-team, Atjeh Selection langsung tampil agresif sejurus wasit Restu Slamet dari Surabaya meniup pluit kick-off. Dimotori Osas Saha yang menjadi goal getter bersama Fahrizal Dillah, pasukan Anwar meneror pertahanan Bantul. Hasilnya, hanya butuh waktu 12 menit, Osas Saha membuktikan ketajamannya usai membobol gawang Persiba usai memanfaatkan umpan matang sang winger Ismed Sofyan. Gol perdana ini langsung disambut suara gemuruh penonton dari semua penjuru tribun.

Hanya saja, kubu ‘Laskar Sultan Agung’ (julukan Persiba) tak langsung menyerah. Meski bermain di bawah tekanan puluhan ribu penonton tuan rumah, Ugiex cs tetap berani melancarkan serangan balasan. Alhasil, anak asuh Sajuri Syahid berhasil menyamakan kedudukan lewat jasa Ugiex Sugiyanto menit 17. Gol ini bermula dari penetrasi Fortune Udo dari sisi kiri pertahanan Atjeh Selection. Walau dikawal ketat Arifin Genuni, topskor Divisi Utama 2010/2011 ini masih bisa lolos dan memberi umpan matang kepada Ugiex yang berdiri bebas di mulut gawang Fachrurazi. Dengan sekali sentuhan striker Bantul ini merobek jaring Atjeh Selection.

Malapetaka menimpa tim tamu setelah Sackie Doo diganjar kartu merah pada menit 30 usai menghina asisten wasit Riswanda. Tanpa ampun, wasit Restu Slamet dari mengusir ‘otak serangan’ Bantul tersebut. Keputusan berbau kontroversi ini mendapat protes keras dari kubu Persiba dan membuat pertandingan terhenti selama lima menit. Kondisi ini ikut menyulutkan emosi penonton. Tapi, setelah mendapat penjelasan, kubu Persiba melunak dan membali mau melanjutkan pertandingan.

Unggul pemain memberi keuntungan bagi tuan rumah. Terbukti, sejak Sackie diusir, kendali permainan mutlak dikuasai Ismed Sofyan dkk. Serangan bergelombang dan hujan peluang pun diciptakan pasukan Anwar. Hanya saja, dari segudang kans yang ada, baru pada menit ke-62 Atjeh Selection mencetak gol kemenangan. Pahlawannya adalah sang bomber muda Fahrizal Dillah yang dengan dingin mencocor si kulit bundar ke gawang Wahyu Tri Nugroho, kiper Bantul usai mendapat umpan terukur Stephen Mennoch.
Usai pertandingan, turnamen internasional berhadiah total Rp 270 juta tersebut secara resmi ditutup Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, dilanjutkan penyerahan hadiah bagi para juara. “Ke depannya, saya harapkan turnamen ini bisa digelar lebih meriah lagi dengan menghadirkan klub-klub terbaik dari Asia Tenggara, bahkan kalau perlu Eropa,” kata Irwandi.(hd/pon)

Susunan Pemain
Persiba: Wahyu Tri Nugroho, Achmad Taufiq, George Oyodepo, Slamet Widodo, Nopendi/Muhamat Ansori, Anwarudin, Arwin/Choirul Anam, Slamet Nurcahyo, Sackie Doo, Ugiex Sugiyanto, Fortune Udo.
Atjeh Selection: Fachrul Rozi, Andrea, Arifin Genuni, Morris Power Bayour, Ismed Sofyan, Erik Saputra, Ferry Komul/Mukhlis Nakata, Diallo Abdulaye Djibril, Stephen Mennoch, Fahrizal Dillah/Gbeneme Friday, Osas Saha
sumber:  serambiindonesia

Sabtu, 02 Juli 2011

18 Klub APBD Bermasalah Dengan Hukum, salah satunya Persiraja.

Apung Widadi dari Indonesian Coruption Watch (ICW) menegaskan, mau tidak mau semua kalangan haruslah mendukung sepakbola tanpa APBD. Sebab, saat ini sudah ada peraturan pemerintah melalui Permendagri, larangan APBD untuk sepakbola profesional.
Dia menilai sepakbola dengan APBD rawan korupsi, dan ini semakin diperkuat dengan adanya 18 klub APBD yang bermasalah dengan hukum. Ini merupakan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2010, di mana  sebagian besar dana untuk 18 klub bola itu dari pemberian dana hibah dari kepala daerah, yang selama  ini jadi ketua umum di klub. Di daerah, fenomena kepala daerah menjadi ketua umum memang sangat menganggu dalam proses klub tanpa APBD.
Apung mengatakan, 18 klub yang terindikasi melakukan korupsi tersebut adalah: PSAU Aceh Utara, Persibo Bojonegoro, Persma Manado, Persatuan Sepakbola Maluku Tenggara, PSID Jombang, PS Padang Sidempuan, PSSS Situbondo, Persik Kendal, Persibom Bolaang Mongondow, PSMP Mojokerto Putra, Persmin Minahasa, Persib Bandung, PS Pelalawan, Persebaya, Persiraja Banda Aceh, PSPS Pekan Baru dan Persiba Balikpapan.
“Semua ini sudah terjamah hukum dan masih proses,” tegas Agung dalam diskusi “Revolusi PSSI Menuju Sepakbola Bersih” di Terminal Futsal, Jalan DR Mansyur, Rabu (22/6) siang.
Dia melanjutkan, sepakbola dengan APBD penuh kepentingan politik. Apung sendiri bahkan lebih miris dengan kenyataan ada klub seperti Persipura, di mana pendapatan asli daerah (PAD) hanya kurang lebih Rp16 miliar, dan 80 persennya untuk Persipura,” timpalnya.
Sepakbola tanpa APBD sejatinya kata Apung sudah diatur sejak tahun 2007, namun saat itu belum terlaksana. Nah, kali ini dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 2011, semuanya semakin diperkuat. Namun dia juga mengkritisi, soal Permendagri yang keluar tanpa persiapan ke klub.
“Tahun ini seharusnya kita ada persiapan untuk enam bulan ke depan, misalnya melatih para manajer untuk mengelola klub secara profesional. Dan bagaimana kemampuan klub menghidupi diri. Seharusnya Menpora, Mendagri dan Badan Liga diskusi dengan manajemen klub. Dan untuk diskusi itu tugas badan liga yang memanggil manajer klub. Bisa saja formatnya memanggil Dede Yusuf yang mampu menyelamatkan Persib bersih dari APBD, jadi bisa sharing ke klub lain,” paparnya.
Dia menilai, manajemen klub sepakbola di daerah sangat lemah. Dia mengatakan sepakbola memang boleh saja dimana ketua umum adalah walikota atau bupati. Namun formatnya harus jelas, dia mencontohkan di Jepang, walikota jadi ketua umum bekerja sama dengan pengusaha. Walikota punya tugas menjadi sponsor, tidak menggunakan dana APBD. “Nah, kalau manajemen sudah bagus di klub, pengusaha pasti mau membiayai sepakbola. Saya optimistis sepakbola tanpa APBD bisa dilaksanakan, sebab sepakbola itu bisnis yang menjanjikan,” tuturnya.
Sementara itu, Djohar Arifin, Staf Kemenegpora mengatakan, APBD boleh saja untuk sepakbola, namun konteks pembinaan dan perbaikan infrasktruktur, seperti pembangunan stadion. “Dan bukan untuk senang-senang,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua SMeCK, Wahyudinata Simangunsong, sebagai salah satu penggagas kegiatan mengatakan masyarakat menginginkan perubahan sepakbola ke arah yang lebih baik. “Kami sudah jenuh dengan keadaan sepakbola Indonesia yang seperti ini dan tentunya menginginkan perubahan. Acara ini menjadi sangat positif untuk membangun paradigma bagi sepakbola yang lebih baik di masa mendatang. Dan tentunya mendukung sepakbola profesional,” pungkasnya.

Sumber: persiraja.com

Kontraktor Diminta Suntik Dana Persiraja

ACEH — Sejumlah pemda mulai menggeliat memikirkan konsekuensi terbitnya Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 yang di dalamnya memuat larangan APBD untuk mengongkosi klub sepakbola profesional mulai 2012. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pun sudah punya gagasan penggalangan dana untuk Persiraja.
Hanya saja, dana yang disiapkan itu tetap berasal dari uang pemda, yakni konsesi perkebunan atau tambang yang masuk ke kas Pemerintah Aceh. Nah, konsensi itu yang akan dipergunakan untuk pendanaan Persiraja ke depan menghadapi Liga Super Indonesia (LSI) yang digulir Oktober 2011.
“Tidak ada cara lain, dengan dua cara itu untuk menggalang dana ke depan,” ujar Irwandi yang datang pada acara pembubaran sementara tim Laskar Rencong di Stadion Dimurthala, Lampineung, Banda Aceh.
Menurutnya, solusi yang ditawarkan itu merupakan pelaksanaan Permendagri yang lebih luwes. Karena, kata Irwandi, peraturan itu sebenarnya ada kebijakan yang agak lunak sedikit.  “Kalau di daerah justru semua menggunakan dana APBA, kecuali di Pulau Jawa ada sedikit industri yang mau membantu sepakbola daerahnya,” jelas Irwandi.
Gagasan beda datang dari Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin. Dia menyatakan, untuk pendanaan Persiraja diimbau kepada kontraktor besar agar mau menyisihkan dana setengah  persen dana konstruksi dapat disumbangkan ke Persiraja. Saat ini ada sekitar Rp 4 triliun pertahun dana fisik yang bisa disisihkan untuk olahraga.  “Berarti dapat sekitar Rp 200 miliar dan itu sudah melebihi,” kata Mawardi.
Ada banyak dana yang bisa disisihkan untuk sepakbola, karena itu perlu duduk semua pihak Pemerintah Aceh dan kontraktor untuk menghimpun dana sehingga berjalan dengan baik.
Tim Manager Persiraja, Adli Tjalok, menyatakan sudah memplot anggaran Rp 24 miliar untuk empat klub divisi utama tahun ini. Sayangnya, semua hilang dalam daftar di DPRA alias dicoret. Adli anggota dewan Partai Aceh itu sangat menyayangkan karena sudah berusaha namun tiba-tiba ada datang surat dari Mendagri ke Dispora Aceh bahwa dana APBA tidak boleh digunakan.
Kemudian program aspirasi, ada dipaketkan Rp 1 miliar langsung dari Adli Tjalok tetapi belum diteken Gubernur dan kita minta agar dapat diteken kembali sehingga bisa dicairkan. “Ada dua kali kita anggarkan tetapi, karena tidak boleh akhirnya dihapus lagi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk persiapan ISL butuh dana sekitar Rp 20 miliar selama satu musim kompetisi, sebab yang berat nanti adalah kontrak pemain dan tiket tandang serta akomodasi.
Sementara itu Ketua Umum PSSI Aceh, H Zainuddin Hamid menambahkan, kompetisi yang dijalani Persiraja selama ini sangat berat. Dia mengajak semua pihak berpikir dan berjuang bersama, termasuk DPR mempersiapkan Persiraja lebih baik lagi ke depan dalam menghadapi LSI. Aceh tidak sama dengan daerah lain, karena memiliki otonomi khusus. Karena itu DPR Aceh bisa membantu memperjuangkan dana untuk Persiraja yang memadai dari APBD.

Sumber : www.jpnn.com